Bisnis.com, JAKARTA - BPJS Kesehatan mengungkap pentingnya fasilitas kesehatan (faskes) mulai melek terhadap digitalisasi layanan kesehatan, demi menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat di era pandemi Covid-19.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengungkap salah satu alasannya, yaitu efisiensi dan efektivitas biaya karena proses bisnisnya menjadi lebih sederhana.
"Namun dalam pelaksanaannya, masih terdapat sejumlah tantangan, di antaranya ketersediaan akses jaringan komunikasi data, sarana dan prasarana, dan tentu bagaimana efektivitas dan mutu atas layanan yang diberikan. Untuk itu sangat diperlukan kolaborasi antara semua pihak untuk menjawab tantangan tersebut," kata Ghufron dalam Kegiatan Pertemuan Nasional Fasilitas Kesehatan 2021, Kamis (14/10/2021).
BPJS Kesehatan sendiri senantiasa terbuka mendorong penerapan digitalisasi pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, serta inovasi dan terobosan berbasis teknologi informasi untuk menunjang penyelenggaraan Program JKN-KIS.
Antara lain, digitalisasi layanan kesehatan dengan mengurangi antrean pelayanan melalui pemanfaatan face recognition dan teknologi artificial intelligence, antrean elektronik yang terkoneksi dengan aplikasi Mobile JKN, display informasi ketersediaan tempat tidur, display informasi jadwal operasi di rumah sakit, serta yang terbaru simplifikasi rujukan pelayanan hemodialisa dan thalasemia di rumah sakit.
Dari sisi administrasi klaim, BPJS Kesehatan juga telah mengembangkan e-Claim Primer, Virtual Claim (V-Claim), Verifikasi Digital (Vidi), dan Digitalisasi Audit Klaim (Defrada).
Baca Juga
Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Achmad Yurianto mengungkap hal serupa, di mana berbagai terobosan layanan kesehatan berbasis teknologi informasi yang dikembangkan BPJS Kesehatan diharapkan dapat berdampak pada kualitas layanan, penguatan sarana dan prasarana, serta perubahan budaya dan perilaku masyarakat di era digitalisasi.
"Pandemi Covid-19 mendorong kita untuk berbenah dalam pemanfaatan teknologi informasi. Digitalisasi bukan barang baru namun merupakan keharusan. Namun tantangannya bukan hanya pada sisi infrastruktur, tetapi juga menyentuh perubahan perilaku dan budaya untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi. Sehebat apapun yang dibangun tanpa peran aktif dan perubahan budaya individu tidak akan terwujud," jelas Yuri.
Turut hadir, Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan tantangan digitalisasi layanan harus didukung oleh kualitas pengelolaan data.
Validasi data yang dibentuk oleh pengelola layanan digital harus bisa dipertanggungjawabkan serta berkualitas, sehingga memberikan dampak yang signifikan bagi kualitas layanan.
"Lebih jauh, dengan kualitas data yang mumpuni akan membentuk Big Data yang berkualitas dan membantu Pemerintah dalam menyusun berbagai kebijakan ke depannya," ungkapnya.
Adapun, Direktur Mutu dan Akreditasi Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Kalsum Komaryani yang menjelaskan upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjawab tantangan digitalisasi bidang kesehatan di Indonesia, salah satunya soal ketersediaan regulasi.
Pertemuan ini turut dihadiri oleh Plt. Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail, perwakilan fasilitas kesehatan, asosiasi fasilitas kesehatan, serta asosiasi profesi.
Dalam pertemuan ini, BPJS Kesehatan juga memberikan apresiasi kepada fasilitas kesehatan paling berkomitmen dalam terhadap mutu pelayanan bagi peserta JKN-KIS, sebagai berikut :
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama :
a. Kategori Puskesmas :
1. Puskesmas Kecamatan Ciracas, Kota Jakarta Timur
2. Puskesmas Temon I, Kabupaten Kulon Progo
3. Puskesmas Plaju, Kota Palembang
b. Kategori Klinik Pratama :
1. Klinik Citra Media 2, Kota Medan
2. Klinik Mercubaktijaya, Kota Padang
3. Klinik Amalia, Kabupaten Muara Enim
c. Kategori Dokter Praktik Perorangan :
1. Dr. Mutiara Dian Puspita Rini, Kabupaten Kudus
2. Dr. Wiyogo, Kota Medan
3. Dr. Fauzul Wildan Suaidi, Kota Batu
d. Kategori Dokter Gigi :
1. Drg. Suhodo, Kabupaten Temanggung
2. Drg. Anjar Ariansyah Sejati, Kota Jayapura
3. Drg. Juniati Bandaso, Kabupaten Toraja
e. Kategori RS D Pratama :
1. RSP Gerbang Sehat Mahalu, Kabupaten Mahakam Ulu
2. RSUD Pratama Reda Bolo – Kabupaten Sumba Baray Daya
3. RS D Pratama Kabupaten Nias Utara, Kabutapen Nias Utara
Rumah Sakit :
a. Kategori RS Tipe A :
1. RSU Bhayangkara Tingkat I R Said Sukanto, DKI Jakarta
2. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung
3. RS Jiwa Tampan, Pekanbaru
b. Kategori RS Tipe B :
1. RSUD Kabupaten Jombang, Jawa Timur
2. RSUD Budhi Asih, DKI Jakarta
3. RSUD Dr. Rubini Mempawah, Kalimantan Barat
c. Kategori RS Tipe C :
1. RSU Pamanukan Medical Center, Jawa Barat
2. RSU Islam Kustati, Jawa Tengah
3. RSUD Dr. Rubini Mempawah, Kalimantan Barat
d. Kategori RS Tipe D :
1. RS Islam Aisyiyah Nganjuk, Jawa Timur
2. RS PKU Muhammadiyah Sragen, Jawa Tengah
3. RSU Permata Blora, Jawa Tengah
e. Kategori Khusus
1. Kategori Presentasi Terbaik – RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung
2. Kategori Kerjasama Terbaru – RS Provita Jayapura