Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. bergegas menetapkan target penyaluran pembiayaan untuk 2022, setelah perseroan mendapatkan komitmen investasi senilai Rp3 triliun dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), sebagai pemegang saham mayoritas Bank Muamalat, akan mengucurkan dana investasi senilai Rp1 triliun dari rights issue dan Rp2 triliun untuk membeli instrumen subordinasi berbasis akad syariah.
Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana menyatakan bahwa penyaluran pembiayaan perseroan ditargetkan tumbuh 15 persen hingga 20 persen sepanjang tahun ini. Target pembiayaan itu akan difokuskan membidik pasar muslim di Tanah Air.
Target peningkatan pembiayaan itu seturut dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Muamalat yang semakin kuat. Perseroan mengklaim CAR akan tembus ke level 30 persen apabila sederet aksi korporasi telah rampung.
Achmad menuturkan bahwa dengan modal sebesar itu, Bank Muamalat juga akan menyalurkan dana ke sejumlah instrumen syariah, yang dapat memberikan keuntungan bagi perseroan.
"Instrumen syariah akan kami pakai, tidak mungkin juga kami jorjoran. Kami harus prudent, belajar dari yang lama. Kami harus prudent dari sisi pembiayaan, yang low risk kami akan berfokus. Sisanya, kami masukan ke instrumen syariah," ujarnya, Selasa (4/1/2022).
Baca Juga
Bank Muamalat juga akan memperkuat dana pihak ketiga (DPK), dengan berfokus pada dana murah atau current account and saving account (CASA). Rasio CASA yang saat ini berada di level 60 persen akan ditingkatkan menjadi 65 persen pada 2022.
Di sisi lain, seiring masuknya BPKH sebagai pemegang saham mayoritas Bank Muamalat, perseroan siap menggencarkan layanan perbankan ke ekosistem haji dan umroh, serta berbagai sektor di ekosistem halal.
Kepala Badan Pelaksana BPKH, Anggito Abimanyu menuturkan bahwa investasi yang dilakukan pihaknya ke Bank Muamalat merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
Menurutnya, melalui kepemilikan Bank Muamalat, BPKH dapat menjangkau dan melayani lebih banyak calon jemaah haji. Di sisi lain, perseroan juga memiliki jaringan yang kuat di sektor perhajian, umrah, pembiayaan UMKM, serta pasar konsumen muslim.
"Nilai manfaat bisa dividen, capital gain, dan juga bagaimana BPKH memanfaatkan cabang BMI di seluruh Indonesia dan layanan digital untuk bisa memberikan layanan," tuturnya.
Anggito memaparkan bahwa sebelum menyuntikkan modal kepada Bank Muamalat, BPKH telah bekerja sama dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk mengelola aset atau pembiayaan berkualitas rendah di Bank Muamalat senilai Rp10 triliun.
Dengan metode tersebut, dia menyatakan bahwa Bank Muamalat telah menjadi bank yang sehat dan siap dikembangkan melalui injeksi modal BPKH.
"Dengan penjualan pembiayaan aset berkualitas rendah dari Bank Muamalat kepada PPA, maka non-performing financing [NPF] akan turun menjadi sekitar 0,58 persen," kata Anggito.
Selain itu, setelah penjatahan rights issue berakhir dilakukan pada 7 Januari 2022, BPKH akan memiliki sekitar 82,7 persen saham Bank Muamalat. Dalam aksi korporasi ini, Bank Muamalat akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 39,81 miliar saham baru Seri C dengan nilai nominal Rp30 per saham.