Bisnis.com, JAKARTA - Alami Group besutan tekfin pendanaan bersama (P2P lending) PT Alami Fintek Sharia (ALAMI) mengincar pertumbuhan kinerja dari peluang pembiayaan pelaku usaha di dalam ekosistem akselerator besutannya.
Sebagai informasi, Alami Group bukan hanya bergerak di sektor finansial lewat platform ALAMI dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di DKI Jakarta bertajuk Bank Hijra, namun juga tengah membangun akselerator startup bertajuk Arqam sejak tahun lalu.
CEO ALAMI Dima Djani mengungkap pihaknya menangkap fenomena tingginya minat pelaku usaha dengan preferensi syariah terhadap Arqam. Hal ini tercermin dari realisasi kompetisi Batch 1 tahun lalu, di mana lebih dari 1.300 pelaku usaha berpartisipasi.
Dalam gelaran perdana Arqam tersebut, 3 UMKM pilihan yang akan diberikan pelatihan lanjutan dan pembimbingan calon investor, yaitu startup agrikultur Arconesia, startup pengelolaan daur ulang sampah Jubelo, dan produsen skateboard elektrik Zuboard.
Dima menjelaskan gelaran Batch 2 Arqam di tahun ini telah dibuka khusus untuk UMKM bidang kuliner bertajuk 'Food ARQAM Accelerator 2022', di mana telah ada lebih dari 2.000 pelaku usaha yang mendaftar.
"Tentu ini akan berpengaruh ke kinerja kami, karena mereka berpotensi menjadi pengguna ALAMI atau Bank Hijra. Tapi fokus utama kami tetap dalam rangka memajukan pelaku usaha industri halal di Indonesia. Arqam bukan hanya sharing ilmu tentang startup, tapi juga ilmu muamalah, bagaimana berbisnis dengan tetap mengutamakan prinsip syariah," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (10/3/2022).
Dima menilai sejak tahun lalu, lanskap tekfin syariah di Indonesia memang telah mulai dikenal banyak orang. Peningkatan awareness ini terutama karena adanya fenomena pembentukan bank syariah raksasa PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI, sehingga platform keuangan syariah lain pun mendapat berkah mulai dilirik dan dipelajari masyarakat.
Oleh sebab itu, Dima optimistis ALAMI tahun ini mampu memperoleh pertumbuhan berlipat dalam hal penyaluran pinjaman kepada UMKM, serta mulai bisa bersaing dengan jajaran elit pemain P2P lending yang masih dipegang oleh segelintir platform konvensional (non-syariah).
"Tahun lalu akumulasi penyaluran kami Rp1,2 triliun sejak berdiri, InsyaAllah tahun ini tembus Rp4 triliun. Sekarang penyaluran bulanan kami sudah lebih dari Rp200 miliar, tidak kalah jauh dari para pemain konvensional yang umurnya sudah senior, biasanya di sekitar Rp300 miliar - Rp400 miliar per bulan. ALAMI yakin juga bisa melangkah ke sana dalam waktu dekat," ungkapnya.
Menurut Dima, pelaku usaha yang menjadi pengguna ALAMI kebanyakan merupakan segmen religius, yang ingin menjaga bisnisnya tetap dalam koridor sesuai syariat, namun punya kebutuhan pinjaman yang cepat diproses, sekaligus tidak memerlukan jaminan.