Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. (BNLI) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2021, dengan membukukan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun. Perolehan laba itu meningkat 71 persen dibandingkan dengan periode 2020 yang sebesar Rp722 miliar.
Dari sisi aset, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan signifikan hingga 18,5 persen year on year/yoy.
Direktur Utama Bank Permata Chalit Tayjasanant mengatakan pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari dukungan pemegang saham pengendali, Bangkok Bank PCL, untuk terus memperkuat posisi perusahaan sebagai salah satu dari 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan nilai total aset.
Dia mengatakan perseroan mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 18,5 persen yoy menjadi sebesar Rp234 triliun. Penyaluran kredit tumbuh 6,2 persen yoy menjadi sebesar Rp125,5 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi yang tumbuh sebesar 12 persen dan pertumbuhan KPR sebesar 22 persen yoy.
“Bank Permata juga mencapai momentum yang baik dalam memperkuat kapabilitas digital kami dengan beberapa inisiatif digital baru, kerja sama strategis dan peluncuran teknologi blockchain untuk trade transactions yang pertama di pasar,” kata Chalit dalam konferensi virtual, Selasa (15/3).
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah bertumbuh sebesar 24 persen yoy terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 30 persen sejalan dengan strategi bank untuk memfokuskan pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah, untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang.
Baca Juga
Sejalan dengan pencapaian tersebut, rasio CASA Bank mengalami peningkatan menjadi 54 persen, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51 persen.
Lebih lanjut, perseroan membukukan pendapatan operasional sebesar Rp10,1 triliun atau tumbuh sebesar 11 persen yoy. Dari situ, laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 24 persen yoy menjadi Rp4,7 triliun.
Pertumbuhan pendapatan operasional dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 17 persen sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit pada 2021. Hal ini juga mencerminkan pengelolaan dana, baik simpanan nasabah maupun dana setoran modal dari pemegang saham, dapat dikelola secara optimal.
Chalit mengatakan dalam menyalurkan kredit, perseroan menjalankan prinsip kehati-hatian mengingat dampak pandemi yang masih terus berlanjut dan secara tidak langsung telah menyebabkan peningkatan risiko kredit inheren.
Hal ini tercermin dalam peningkatan rasio NPL gross pada Desember 2021 menjadi 3,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,9 persen. Namun demikian, rasio NPL net terjaga lebih baik menjadi 0,7 persen dibandingkan dengan 1,0 persen pada 2020. Rasio NPL coverage bank dipertahankan secara mencukupi di kisaran 227 persen.
“Hal ini sejalan dengan kebijakan bank untuk membukukan pencadangan kerugian kredit secara pruden dalam mengantisipasi potensi kerugian kredit,” kata Chalit.