Bisnis.com, JAKARTA – Bank-bank berkapitalisasi besar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) kompak menyeret IHSG ke zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (9/5/2022).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka anjlok tembus ke ke bawah level psikologis 7.000. Saham bank besar buku IV penghuni big caps ambrol menuju auto reject bawah (ARB) pada perdagangan Senin (9/5/2022).
Mengutip data RTI, ketiga saham tersebut harus terparkir di zona merah pada akhir perdagangan sesi I hari ini.
Penurunan terdalam terjadi pada saham BMRI yang terkoreksi 6,70 persen ke level Rp8.350 per saham, disusul saham BBRI yang melemah 6,57 persen ke level Rp4.550 per saham, serta saham BBCA yang turun 5,54 persen ke level Rp7.675 per saham.
Adapun saham BBNI juga dibuka melemah pada harga Rp9.000 per saham. Sama halnya dengan tiga bank di atas, saham BBNI juga harus parkir di zona merah dengan koreksi 4,34 persen ke level Rp8.825 per saham pada akhir sesi I hari ini.
Harga saham keempat bank tersebut kontras dengan kinerja kuartal I/2022. Berdasarkan catatan Bisnis, Bank BRI mencetak laba sebesar Rp12,22 triliun. Lalu, ada Bank Mandiri yang mampu membukukan laba bersih sebesar Rp10,03 triliun. Kemudian, BCA dengan laba bersih sebesar Rp8,1 triliun dan BNI Rp3,96 triliun.
Lantas, bagaimana dari sisi indikator profitabilitas dan rasio penting keempat bank beraset jumbo tersebut? Simak uraian berikut:
1. BRI
Perseroan mencatat untuk kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross dan nett, masing-masing sebesar 3,15 persen dan 0,77 persen. Sementara itu, return on asset (ROA) yang dimiliki BRI naik dari 2,65 persen menjadi 3,56 persen.
Adapun net interest margin (NIM) turun dari 7 persen menjadi 6,85 persen, beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga turun dari 76,83 persen menjadi 64,26 persen. Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) BRI naik dari 86,77 persen menjadi 87,14 persen.
2. Bank Mandiri
BMRI mencatat ROA mengalami penurunan dari 2,22 persen menjadi 3,34 persen. BOPO juga ikut menurun dari 71,38 persen menjadi 56,37 persen. Selanjutnya, LDR yang dimiliki Bank Mandiri sebesar 83,66 persen pada posisi Maret 2022, naik dari sebelumnya 81,15 persen di posisi Maret 2021.
Lalu, NIM naik dari 4,65 persen menjadi 5,01 persen. NPL masing-masing menjadi 2,74 persen (gross) dan 0,35 persen (net).
3. BCA
Sementara itu, BCA tercatat mengalami kenaikan pada NPL masing-masing sebesar 2,30 persen (gross) dan 0,79 persen (net) di posisi 31 Maret 2022. ROA BBCA berada di 3,06 persen, naik dari sebelumnya 3,05 persen pada posisi Maret 2021.
NIM yang dimiliki BCA turun dari 5,30 persen menjadi 4,92 persen. Sama halnya dengan BOPO yang ikut turun dari 63,27 persen menjadi 56,73 persen, serta LDR yang ikut susut dari 65,24 persen menjadi 60,54 persen.
Sementara itu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ROA industri KBMI 4 per Januari 2022 sebesar 3,59 persen. Lalu, CAR tercatat sebesar 23,01 persen. BOPO dan NIM masing-masing sebesar 73,34 persen dan 5,30 persen, sedangkan LDR sebesar 77,90 persen.
4. BNI
NPL yang dimiliki emiten bersandi saham BBNI ini tercatat menurun menjadi 3,46 persen (gross) dan 0,70 persen (net). Begitu pula dengan NIM yang turun dari 4,90 persen menjadi 4,51 persen per 31 Maret 2022.
Lalu, ROA naik dari 1,46 persen menjadi 2,29 persen. Sementara itu, LDR yang dimiliki BNI turun dari 87,24 persen menjadi 85,24 persen.