Bisnis.com, SURABAYA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) berupaya untuk memperluas akses perbankan bagi masyarakat dengan menargetkan pertumbuhan BRILink tahun ini menjadi 600.000 agen.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI, Amam Sukriyanto mengatakan saat ini jumah BRILinkers atau agen BRILink secara nasional sudah mencapai 552.709 agen. Diharapkan jumlah agen ini terus bertambah hingga menjadi 600.000 agen hingga akhir 2022.
“BRILinkers merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas perbankan sehingga terwujud peningkatan usaha, sekaligus sebagai media informasi dan edukasi serta promosi,” jelasnya di sela-sela Halal Bihalal Agen BRILink di Surabaya, Sabtu (14/5/2022).
Dia mengatakan, melalui paguyuban agen BRI ini juga diharapkan dapat mempercepat inklusi dan literasi keuangan masyarakat dalam memperoleh akses transaksi keuangan sejalan dengan target iklusi keuangan oleh OJK sebesar 90 persen.
Saat ini, kata dia, agen BRILink juga dipercaya untuk melayani pengajuan pinjaman mikro dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"[Layanan BRILink] diperluas dapat melayani pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan, pembayaran pajak, bahkan menjadi agen tiket penyebrangan ASDP,” ujarnya.
Menurut Amam, berkat kerja keras para agen, per April 2022, BRI mencatatkan transaksi perbankan yang dilakukan masyarakat melalui agen tercatat mencapai 357 juta transaksi atau naik 30,6 persen (Yoy). Sedangkan dari sisi volume naik 26,1 persen menjadi Rp433 triliun.
“Selama Januari - April 2022, BRI melalui agen BRILink ini berhasil mengumpulkan fee base income mencapai Rp482 miliar,” imbuhnya.
Amam menambahkan keberadaan agen BRILink di era digital yang menuntut kecepatan layanan dan kemudahan ini menjadi sangat penting melayani nasabah, sekaligus penting bagi BRI dalam mewujudkan industri perbankan yang sustainable.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Tohir mengapresiasi langkah BRI dalam memperluas akses perbankan terutama dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
“Selama ini upaya menggenjot UMKM kebanyakan digunakan sebagai objek politik. Namun dengan langkah kami menggabungkan BRI, Pegadaian, dan PMN, maka UMKM bukan lagi objek politik tetapi lokomotif ekonomi yang sesungguhnya,’’ ujarnya.
Menurut Erick, BRI sebagai pemimpin holding BUMN Ultra Mikro punya pengalaman di dunia UMKM. Dari total penyaluran KUR di Indonesia, sebanyak 60-70 persen disalurkan oleh BRI.
“Tahun lalu, BRI sudah menyalurkan KUR senilai Rp 190 triliun. Sedangkan, tahun ini target penyalurannya mencapai Rp260 triliun,” imbuhnya.