Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menyebut kenaikkan suku bunga simpanan/pinjaman bank tidak pernah mendahului suku bunga acuan. Selain itu, umumnya suku bunga simpanan lebih dahulu naik dibandingkan dengan suku bunga pinjaman atau kredit.
Pengamat Ekonomi Perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto mengatakan jika terdapat kebijakan suku bunga moneter, yang pertama kali naik itu adalah suku bunga simpanan, dengan urutan suku bunga tabungan, giro, kemudian disusul dengan deposito.
Setelah suku bunga deposito dinaikkan oleh bank, terdapat jeda beberapa waktu sebelumnya akhirnya bank menaikkan suku bunga kredit.
“Kreditnya itu biasanya kredit konsumsi terlebih dahulu. Kartu kredit, kredit tanpa agunan (KTA), kredit pemilikan rumah (KPR), baru setelah itu kredit modal kerja dan investasi. Transisi ke kredit ini jaraknya cukup lama sekitar 6 bulan - 1 tahun,” kata Dody, Senin (8/8/2022).
Selain itu, kata Doddy, berdasarkan penelitian yang dilakukannya, bank tidak pernah menaikkan suku bunga di depan meskipun mereka sudah memprediksi akan terjadi kenaikkan suku bunga acuan.
Industri perbankan selalu menunggu bank sentral menaikkan suku bunga terlebih dahulu.
Baca Juga
“Jadi bank sudah mengantisipasi pasti [bunga] akan naik 1 persen kemudian dia menaikkan 1 persen terlebih dahulu, tidak seperti itu,” kata Doddy.
Mengenai besaran suku bunga yang dinaikkan oleh perbankan, menurut Doddy, suku bunga simpanan kenaikannya sama sesuai dengan suku bunga acuan. Misalnya, jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga simpanan 100 bps, maka suku bunga simpanan di bank juga akan naik 100 bps.
Kondisinya berbeda untuk suku bunga pinjaman. Misalnya jika BI menaikkan suku bunga acuan 100 bps, biasanya kenaikkan suku bunga kredit hanya 80 persen atau 80 bps dari yang telah ditetapkan BI.
“Jadi kalau BI rate menaikkan 100 basis poin, maka dampaknya nanti naik 80 basis poin (untuk suku bunga kredit) setelah 6 bulan sampai 1 tahun. Karena mereka khawatir kalau suku bunga naik, terus nasabah tidak kuat bayar akan jadi macet. Bank lebih susah lagi,” kata Doddy.
Pada waktu yang berbeda, Direktur PT Bank BCA Syariah Pranata mengatakan berdasarkan diskusi dengan beberapa bankir, diperkirakan suku bunga akan naik dalam waktu dekat. Hal itu dilakukan untuk mencegah arus modal asing ke luar Indonesia (capital outflow).
Dia juga mengatakan para pelaku industri berharap kenaikkan suku bunga pada kisaran 25 bps - 50 bps.
“Harapannya dari kami karena likuiditas makin ketat, giro wajib minimum (GWM) terus naik, jadi mau tidak mau harus menaikkan suku bunga. Kemungkinan [kenaikkan suku bunga acuan] akhir Agustus atau awal September, tergantung rapat di Bank Indonesia,” kata Pranata.