Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ragu Investasi di Securities Crowdfunding? Ini Penjelasan CrowdDana

CrowdDana menyebutkan setiap proyek pendanaan UMKM yang ditawarkan sudah terseleksi, terutama pada kapasitas pengelolaan arus kas.
Ilustrasi/ANTARA FOTO - Muhammad Adimaja
Ilustrasi/ANTARA FOTO - Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial urun dana (securities crowdfunding/SCF) PT Crowddana Teknologi Indonusa menyebutkan proyek-proyek UMKM yang ditawarkannya memiliki tingkat keberhasilan lebih baik seiring fokus seleksi pada arus kas dan kemampuan membayar dividen.

Sekadar informasi, industri tekfin urun dana atau sebelumnya disebut equity crowdfunding (ECF) berperan melayani penerbitan efek UMKM berupa saham atau surat utang, dalam rangka penggalangan dana sebagai modal menggelar ekspansi bisnis atau proyek baru.

UMKM selaku 'penerbit' saham atau surat utang akan dipertemukan dengan para investor atau 'pemodal' yang nantinya menerima imbalan baik bunga maupun kepemilikan saham. Pemodal mendapat keuntungan dari pembagian dividen atau imbal hasil atas keuntungan usaha penerbit, dalam periode waktu tertentu sesuai perjanjian.

Co-Founder sekaligus Chief Technology Officer CrowdDana Handison Jaya menjelaskan bahwa setiap UMKM penerbit yang ditawarkan pihaknya sudah terseleksi, terutama soal kapasitas mereka dalam pengelolaan arus kas.

"Kami proyeksi pendapatan mereka, dan kekuatan pembagian dividen mereka pun harus terjaga. Artinya, arus kas mereka pun harus kuat. Kalau angka proyeksi yield belum sampai, biasanya kami belum bisa listing mereka untuk ditawarkan ke investor," ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (19/8/2022).

Sebagai informasi, sampai Agustus 2022 CrowdDana telah mengakomodasi penerbitan efek 29 UMKM dan mempertemukan mereka dengan sekitar 6.000 orang pemodal aktif. Nilai dana kelolaan CrowdDana saat ini mencapai sekitar Rp60 miliar.

Berdasarkan jenis UMKM penerbit, CrowdDana awalnya lebih banyak mengakomodasi proyek kos-kosan. Namun, saat ini CrowdDana juga berpengalaman menerbitkan saham bisnis minimarket, F&B, pompa bensin mini, sampai berbagai proyek budidaya komoditas pangan.

Handi mengungkap bahwa proyek kos-kosan biasanya mampu membagikan dividen hingga 6-10 persen per tahun. Sementara bisnis lain bisa mencapai belasan persen, bahkan 20 persen per tahun.

"Dari 29 UMKM penerbit, satu masih dalam masa penawaran pendanaan, yaitu proyek Alfamart. Dalam waktu dekat, kami akan proses satu proyek properti lagi untuk listing. Waktu pandemi, bisnis terkait properti, seperti kos-kosan atau homestay memang sangat terdampak, ya. Tapi saat ini tampaknya sudah mulai pulih," tambahnya.

Menurut Handi, saat ini yang menjadi tantangan platform SCF untuk meraup lebih banyak calon pemodal terutama minimnya awareness soal keamanan bisnis penerbit, serta ketidaktahuan soal mekanisme imbal hasil.

Oleh sebab itu, CrowdDana punya cara tersendiri untuk menjamin transparansi kepada setiap calon pemodal. Tepatnya, dengan mewajibkan setiap penerbit untuk membuat forum diskusi bersama pihaknya dan calon investor, sebelum nantinya resmi listing di CrowdDana.

"Jadi setiap penerbit itu harus presentasi terbuka terlebih dahulu sebelum resmi listing bersama kami. Semacam bikin forum online dengan para calon investor untuk menjawab banyak pertanyaan. Mulai dari prospek bisnis penerbit, sampai mekanisme soal bagi hasilnya. Kami berusaha membuat semuanya se-transparan mungkin," jelas Handi.

Setelah pendanaan selesai, CrowdDana pun selalu membuat acara khusus untuk mengajak investor mengunjungi langsung bagaimana kondisi bisnis yang mereka danai. Menurutnya, ini akan membawa kedekatan buat investor dan penerbit, dan harapannya membawa mereka bertahan menjadi pengguna setia CrowdDana di masa depan.

Terlebih, investor biasanya bangga mengunjungi bisnis yang ikut mereka danai. Bahkan, mereka akan bercerita kepada para kolega, ikut membawa teman dan keluarganya berkunjung, dan akhirnya turut berdampak positif buat UMKM terkait dari sisi penciptaan konsumen baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper