Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengklaim telah melakukan sejumlah langkah mitigasi untuk mengantisipasi dampak faktor eksternal, antara lain kenaikan suku bunga The Fed, harga bahan bakar minyak (BBM), serta tren pertumbuhan ekonomi.
Direktur Risk Management Bank BTN Setiyo Wibowo mengatakan bahwa dengan implementasi strategi tersebut pertumbuhan dan arah bisnis perseroan masih sesuai target hingga akhir 2022.
Menurutnya, emiten bank berkode saham BBTN ini telah melakukan efisiensi melalui otomatisasi dan digitalisasi. Selain itu, perseroan juga melakukan perbaikan proses bisnis dan menerapkan strategi segmentasi konsumen secara lebih baik.
“Kami telah melakukan berbagai strategi mitigasi berupa efisiensi dan penyaluran kredit yang prudent sehingga kinerja kami on-track dan sampai akhir tahun tidak ada perubahan Rencana Bisnis Bank [RBB],” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (12/9/2022).
Perseroan, lanjutnya, juga terus melakukan perbaikan dari sisi dana murah (cost of fund/CoF). Selama setahun terakhir, BBTN telah menurunkan CoF hingga 120 basis poin sehingga mampu memperbaiki penawaran bunga kepada nasabah.
Setiyo menambahkan bahwa Bank BTN masih optimistis memandang pertumbuhan ekonomi ke depan, terutama di tengah penanganan pandemi Covid-19 yang semakin terkendali. Kebutuhan terhadap rumah juga masih menunjukkan peningkatan.
“Kami perkirakan dengan ekonomi dan pandemi yang terkendali serta membaik, serta beberapa sektor telah kembali normal, maka kredit akan tetap sesuai target awal akan tumbuh di kisaran 9 hingga 10 persen,” kata Setiyo.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengungkapkan proses loan origination melalui pemusatan pemrosesan dan pengelolaan kredit komersial akan diperkuat.
Originasi pinjaman atau loan origination merupakan proses saat debitur mengajukan permohonan untuk pinjaman baru, dan pemberi pinjaman memproses permohonan tersebut.
Selain itu, penilaian kredit atau scoring credit bakal dilakukan secara teliti. BTN telah membangun Credit Scoring Model (decision engine) untuk keputusan persetujuan pinjaman.