Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mengumumkan akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue paling banyak 4,6 miliar saham.
Mengutip proespektus, Sabtu (10/9/2022), bank spesialis pembiayaan hunian itu berencana melakukan PMHMETD melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas II dengan menerbitkan saham paling banyak 4,6 miliar lembar saham Seri B dengan nominal Rp500 per saham. Harga pelaksanaan dan jumlah final atas saham Seri B yang akan diterbitkan diumumkan kemudian.
"Jumlah saham Seri B yang akan diterbitkan akan disesuaikan dengan keperluan dana perseroan dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan POJK HMETD," tulis manajemen Bank Tabungan Negara (BTN).
Emiten berkode saham BBTN itu mengungkapkan bahwa PMHMETD PUT II tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas perseroan dalam menyalurkan kredit perumahan guna mendukung Program Perumahan Nasional.
"Rencana PMHMETD PUT II diharapkan akan meningkatkan kemampuan perseroan dalam rangka mendukung Program Perumahan Nasional, khususnya Program Pemerintah Sejuta Rumah, serta peruntukan lainnya yang mendukung pertumbuhan bisnis perseroan, sehingga akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan perseroan dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas," tulis manajemen perseroan.
Adapun, bagi pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu dalam PMHMETD PUT II, maka pemegang saham tersebut akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan saham perseroan maksimum sebesar 30,28 persen.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban mengatakan bahwa pemerintah akan berpartisipasi dalam rights issue yang digelar BBTN dengan melakukan suntikan melalui penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp2,48 triliun
Adapun sisanya sekitar Rp1,65 triliun nantinya bersumber dari pemegang saham publik. Komposisi tersebut akan menjaga kepemilikan saham pemerintah di BBTN sebesar 60 persen, sementara itu publik menggenggam 40 persen.
Rionald mengatakan hal itu diharapkan mampu memperkuat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tier-1 BBTN menjadi di atas 15,4 persen selama 2022—2025 dan mengakselerasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan target mencapai 1,32 juta unit.
“Kami berharap bahwa dengan adanya PMN ini maka dapat dilakukan perbaikan dari CAR tier-1 BTN. Sebagaimana diketahui CAR tier-1 BTN per kuartal II/2022 hanya 12,6% sedangkan bank-bank lain di atas 20%,” ujarnya di Jakarta, Senin (29/8).
Menurutnya, tanpa right issue, BTN hanya mampu menyalurkan 807.000 unit rumah dalam 5 tahun. CAR perseroan juga berada level 14 persen atau lebih kecil dibandingkan syarat minimum 15,4 persen sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) 17 apabila berlaku secara penuh.