Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia belum membuat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) bergegas mengerek suku bunga kredit pemilikan rumah atau KPR.
Hal itu tecermin dari Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), yang tercantum di laman BTN, masih berada di level 7,25 persen efektif per tahun. SBDK atau prime lending rate digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang dikenakan bank kepada nasabah.
Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa emiten berkode saham BBTN ini memang belum berencana menaikkan suku bunga KPR. “Yang ada kami memperpendek jangka waktu bunga promonya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Meski secara umum belum menaikkan suku bunga KPR, Nixon mengatakan bahwa untuk KPR Subsidi Selisih Bunga (SSB) akan mengalami kenaikan karena subsidi bunga yang diberikan oleh pemerintah mengacu pada suku bunga acuan BI untuk 12 bulan.
“Kami ada 60 persen KPR subsidi [SSB] yang otomatis bunganya juga akan naik. Itu bunga subsidinya, kalau ke masyarakat tetap lima persen,” pungkasnya.
Sampai dengan akhir September 2022, BTN mencatatkan total penyaluran kredit senilai Rp289,6 triliun atau meningkat 7,18 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal III/2022.
Baca Juga
Kredit perumahan yang disalurkan BBTN tercatat mencapai Rp256,48 triliun hingga akhir September 2022. Dari jumlah tersebut, KPR subsidi mendominasi dengan nilai Rp140,97 triliun atau bertumbuh 8,46 persen yoy.
Sementara itu, KPR non-subsidi tumbuh 6,4 persen menjadi Rp87,11 triliun pada kuartal III/2022. Kenaikan kredit berdampak langsung pada pendapatan bunga bersih yang tumbuh 31,84 persen yoy menjadi Rp11,54 triliun.
Laju kredit perseroan juga diiring oleh membaiknya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara gross yang turun dari 3,94 persen menuju 3,45 persen. Hal tersebut diikuti oleh NPL net yang turun ke level 1,23 persen atau dari posisi 1,50 persen pada tahun lalu.
Pada kuartal III/2022, perseroan membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp2,78 triliun atau tumbuh 50,11 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.