Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RBC Industri Asuransi 2022, Begini Proyeksi OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan risk based capital (RBC) industri asuransi dan reasuransi hingga akhir tahun berada di atas 120 persen.
KE IKNB OJK Ogi Prastomiyono (tengah) dalam konferensi pers Perkembangan Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Agustus 2022 pada Senin (5/9/2022)./Bisnis-Anggara Pernando
KE IKNB OJK Ogi Prastomiyono (tengah) dalam konferensi pers Perkembangan Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Agustus 2022 pada Senin (5/9/2022)./Bisnis-Anggara Pernando

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan rasio kesehatan perusahaan asuransi atau risk-based capital (RBC) tetap berada di atas batas aman hingga akhir tahun meski perekonomian kembali menghadapi tantangan. 

Ketua Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK Ogi Prastomiyono mengatakan secara terperinci agregat RBC untuk asuransi jiwa diperkirakan pada level 439 persen. Sedangkan asuransi umum dan reasuransi berada di angka 305,81 persen hingga akhir 2022.

"Tetapi kalau kita lihat tren-tren ke depan, itu [RBC] terjadi penurunan tetapi masih tetap di atas 120 persen," kata Ogi dalam sesi interview bersama Bisnis Indonesia secara daring, Jumat (28/10/2022).

Ogi menjelaskan salah satu penyebab turunnya RBC tersebut karena OJK melakukan pengaturan ulang penjualan unit-linked. Aturan ini membuat asuransi jiwa mengalami perubahan pencatatan proteksi dan investasi.

"Kenapa itu turun? Karena ada beberapa perbaikan," terangnya.

Seperti diketahui, OJK menerbitkan Surat Edaran atau SE OJK Nomor 5/SEOJK.05/2022 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI). Dalam beleid tersebut menjelaskan mengenai tata cara penjualan unit-linked. Hal ini yang memicu penurunan penjualan di asuransi jiwa.

"Secara keseluruhan, RBC masih bagus, tapi ada kecenderungan menurun karena faktor-faktor internal dan kondisi global geopolitik, ada pula faktor politik dalam negeri  menjelang pemilihan presiden, itu mungkin akan berdampak ya," tuturnya.

Meski demikian, Ogi menyampaikan bahwa OJK tetap optimistis di tengah kondisi global yang menantang, namun tetap waspada pada 2023-2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper