Bisnis.com, JAKARTA - Ditengah proyeksi ancaman ketidak pastian ekonomi global pada 2023, sektor perbankan dan sektor industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan harian atau customer staple diramal bakal jadi sektor yang paling banyak serok cuan.
Ekonom senior sekaligus Head of Research DBS Group, Maynard Arif menjelaskan bahwa kedua sektor tersebut memiliki rating yang cukup tinggi dalam menyambut pasar 2023.
"Untuk tahun 2023, dari sisi sektor kami positif di sektor perbankan lalu juga consumer yang menyangkut kebutuhan pokok," jelas Maynard.
Secara lebih rinci, sektor perbankan diproyeksi melesat menyusul kenaikan suku bunga yang sedikit banyak akan berdampak positif pada pertumbuhan laba perbankan.
Disamping itu, level likuiditas perbankan juga dilaporkan jauh membaik bila dibanding dengan likuiditas pada saat sebelum pandemi.
Pada kesempatan yang berbeda, sebelumnya Deputi Gubernur Bank Indonesia juga telah menyampaikan sinyal positif pada pertumbuhan kinerja perbankan di tahun depan usai kondisi likuiditas perbankan juga diproyeksi terus meningkat sejalan dengan penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan pada dunia usaha yang terus meningkat.
"Pertumbuhan kredit pada 2022 diperkirakan berada pada kisaran 9 sampai 11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan terus meningkat menjadi 10 hingga 12 persen pada 2023 dan 2024," pungkas Dody dikutip pada Selasa (6/12/2022).
Sementara pada sektor industri kebutuhan pokok (consumer staple) didorong oleh peningkatan marjin dari pelemahan harga komiditas pada 2023.
Disamping itu, kenaikan harga bahan bakar dan kenaikan permintaan atas inflasi juga menjadi faktor yang memacu pertumbuhan pada sektor ini.
Bisnis Bank dan Customer Staple Diproyeksi Melejit pada 2023
Sektor perbankan dan consumer staple diproyeksi masih cuan di tengah isu ekonomi global 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Alifian Asmaaysi
Editor : Hafiyyan
Topik
Konten Premium