Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demam Bank Digital Berlanjut, Pemain Baru akan Terus Bertambah

Besarnya potensi pasar hingga dorongan regulasi dari OJK menjadi faktor kunci bertambahnya jumlah bank digital di Indonesia.
Ilustrasi bank digital. /Freepik
Ilustrasi bank digital. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan jumlah bank digital diperkirakan masih terus berlanjut hingga tahun depan. Besarnya potensi pasar hingga dorongan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi faktor kunci pertumbuhan tersebut.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menuturkan euforia pertumbuhan jumlah bank digital masih akan berlangsung, apalagi OJK baru saja merilis aturan yang membolehkan bank berinvestasi maksimal 35 persen di fintech.

“Dalam kondisi ini bank digital masih akan bertambah. Masih ada beberapa bank yang mungkin berkolaborasi dengan fintech, kemudian berubah menjadi bank digital karena sudah ada dukungan regulasi,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (12/12/2022).

Meski demikian, Amin menilai pertumbuhan bank digital ke depan tidak bersifat jangka panjang. Hal ini dikarenakan bank digital harus memiliki fundamental bisnis serta ekosistem yang kuat, diiringi dengan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dengan kapabilitas mumpuni.

“Semua itu tidak murah. Jadi eksistensi itu tidak akan berjangka panjang karena bank digital harus memiliki fundamental yang bagus. Jika tidak memiliki hal tersebut, bank digital tidak akan bertahan lama dan berguguran sesuai seleksi alam,” pungkasnya.

Sedikitnya terdapat dua bank yang kini tengah bertransformasi dari bank konvensional menjadi bank digital. Mereka adalah PT Bank Fama International yang dimiliki oleh Emtek Group dan Bank Mayora yang telah diakuisisi oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI.

Ketika ditemui di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Kamis (7/12/2022), Presiden Direktur Bank Fama Tigor M. Siahaan mengakui pihaknya tengah fokus melakukan transformasi secara internal, mulai dari sisi teknologi hingga sumber daya manusia.

Dia mengatakan rencana Bank Fama ke depan akan fokus menggarap segmen underbanked, yang dinilai memiliki potensi besar. Hal itu akan ditempuh dengan memanfaatkan kekuatan ekosistem dari para pemegang saham Bank Fama.

Sampai dengan kuartal III/2022, struktur pemegang saham Bank Fama dihuni oleh Emtek melalui PT Media Visitama yang memiliki porsi saham sebesar 62,76 persen. Sementara itu, A5-DB-Holdings dan Singtel menggenggam 16,26 persen saham.

Menurut Tigor, ketiga shareholders tersebut memiliki ekosistem besar. Emtek melalui jaringan media hingga e-commerce, Grab dengan ekosistem ride-hailing, sementara Singtel memiliki jam terbang tinggi di industri telekomunikasi.

Bermodal ekosistem yang kuat dari para pemegang sahamnya, Bank Fama yakin mampu mengarungi persaingan bisnis bank digital. “Kami akan menyasar ekosistem dari shareholders tersebut,” tutur Tigor.

Di sisi lain, Bank Mayora juga tengah dipersiapkan menjadi bank digital. Pada akhir Juli 2022, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan perjalanan Bank Mayora sebagai bank digital akan dimulai awal 2023, ketika fundamental anak usaha tersebut sudah siap.

“Bank Mayora akan berjalan sebagai bank digital pada kuartal pertama tahun depan. Mudah-mudahan ini bisa lebih cepat,” ujar Royke.

Secara terpisah, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan prospek bank digital selama 1–3 tahun mendatang masih cerah, meski tidak berlaku untuk semua bank digital. Menurutnya, hanya bank digital dengan ekosistem yang mampu melaju dan memimpin ke depan.

Ekosistem memang punya peran penting dalam lanskap industri perbankan. McKinsey dalam artikel bertajuk Winning in a World of Ecosystem menyebutkan pemanfaatan ekosistem dapat menyusutkan biaya akuisisi pelanggan.

Selain itu, kehadiran ekosistem memungkinkan otomatisasi dalam skala besar, hingga mengintegrasikan produk dan layanan dalam satu platform. Ekosistem juga mampu menghemat biaya akuisisi pelanggan sebanyak 10 hingga 20 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper