Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesta Dividen Bank Jumbo BBRI hingga BBCA

BRI (BBRI) dan BCA (BBCA) sepakat untuk membagikan dividen interim. Bank jumbo lain akan menyusul dengan pembagian dividen tunai.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). /Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mulai menebar dividen interim pada bulan ini. Sebelumnya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) telah melakukan hal serupa.

Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) pun telah ancang-ancang menebar dividen tunai pada tahun ini.

BRI telah mengumumkan jadwal dan tata cara pembagian dividen interim pada 30 Desember 2022. Sementara, periode cumulative date alias cum date dividen di pasar reguler dan negosiasi telah dimulai pada 9 Januari 2022. Lalu, penutupan perdagangan 11 Januari 2023 (recording date). 

Adapun, untuk periode cum date di pasar tunai dijadwalkan hingga 11 Januari 2023 dan pembayaran dividen interim jatuh pada 27 Januari 2023.

Manajemen BRI telah memutuskan untuk membagikan dividen interim tahun buku 2022 total senilai Rp8,63 triliun. Dengan demikian, para pemegang saham akan mendapatkan jatah Rp57 per lembar.

Rasio pembayaran dividen BRI itu mencapai 22 persen dari laba bersih perseroan hingga kuartal III/2022. Ini juga menjadi dividen interim pertama BBRI sejak 2010.

Sementara, bank jumbo lainnya pun tengah ancang-ancang menebar dividen tahun ini. BCA telah memutuskan membagikan dividen interim tunai sebesar Rp35 per saham untuk tahun buku 2022. Total dividen interim tunai yang akan dibayarkan oleh bank swasta terbesar di Indonesia tersebut mencapai Rp4,31 triliun.

"Pembagian dividen itu meningkat 40 persen dibandingkan dividen interim tahun buku 2021," kata Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn kepada Bisnis pada Rabu (11/1/2023).

Hera mengatakan bahwa BCA senantiasa mengkaji dividend payout ratio (DPR) untuk menjaga keseimbangan antara posisi permodalan yang kokoh, pengembangan bisnis bank, entitas anak, serta kepentingan pemegang saham. 

"Pembagian dividen interim itu seiring komitmen perseroan untuk senantiasa memberikan nilai tambah kepada pemegang saham dan telah mempertimbangkan tren pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan hingga kuarta III/2022 serta kondisi permodalan dan likuiditas yang memadai," kata Heram

BCA sendiri bersama dengan entitas anak tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp29 triliun sampai dengan kuartal III/2022. Angka ini meningkat 24,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sementara Bank Mandiri akan membagikan dividen untuk laba tahun buku 2022 dengan besaran yang ditentukan berdasarkan kebutuhan likuiditas serta permodalan perseroan dalam mengembangkan bisnis. "Besaran dividen juga merupakan kewenangan pemegang saham dan akan ditentukan serta disetujui dalam RUPS [rapat umum pemegang saham]," kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha.

Apabila melihat kinerja keuangan, emiten bank berkode BMRI ini tercatat memperoleh laba Rp30,7 triliun atau tumbuh 59,4 persen secara tahunan pada kuartal III/2022.

Sementara, sebagai perbandingan, pada Maret 2022 Bank Mandiri telah menebar 60 persen dari laba bersih konsolidasi 2021 atau sekitar Rp16,82 triliun sebagai dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Nilai dividen itu setara dengan Rp360,5 per lembar saham.

Bank jumbo lainnya BNI juga tengah berancang-ancang untuk menebar dividen pada 2023. BNI akan mempertimbangkan untuk meningkatkan rasio pembagian dividen payout di kisaran 30 persen – 40 persen dari perolehan laba perseroan di tahun buku 2022.

Sebagai perbandingan, BNI telah membagikan dividen tunai tahun buku 2021 kepada pemegang saham sebesar Rp2,72 triliun atau Rp146 per saham. Jumlah ini mencapai 25 persen dari laba bersih perseroan.

Lalu untung kinerja keuangan, BNI telah mengumumkan raihan laba bersih sebesar Rp13,7 triliun pada kuartal III/2022, naik 76,8 persen yoy.

Peringatan dari OJK 

Seiring dengan rencana tebar dividen bank jumbo itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebenarnya telah mengimbau agar bank-bank dengan raihan laba tinggi untuk memperkuat pencadangan dan tidak buru-buru membagi dividen. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan langkah itu diambil sebab kondisi global pada tahun depan penuh ketidakpastian, antara soft landing atau crash landing.

“Bank dengan tingkat keuntungannya tinggi pada tahun ini diingatkan bahwa sebagian [laba] harus untuk memperkuat cadangan. Jangan terlalu euforia lalu buru-buru bagi dividen, kemudian saat dibutuhkan tambahan untuk dukungan pada kondisi lebih berat, itu tidak ada,” ujarnya dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023.

Namun, Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo menuturkan bahwa empat bank besar BRI, BCA, Bank Mandiri, dan BNI akan tetap menebar dividen karena telah melakukan pencadangan cukup tinggi dengan rasio cakupan non-performing loan (NPL) dan loan at risk (LAR) rerata 250 persen serta 40 persen.

“Kami percaya bahwa bank masih dapat membayar dividen yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun lalu. Modal bank yang kuat juga akan memungkinkan mereka untuk memberi insentif kepada pemegang saham,” ujar Handiman dalam risetnya, pekan lalu (5/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper