2. BFI Finance
Emiten pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) dan entitas anak membukukan laba tahun berjalan senilai Rp1,8 triliun sepanjang 2022. Perolehan laba tersebut melonjak 59,7 persen secara tahunan dari sebelumnya senilai Rp1,13 triliun pada Desember 2021.
Manajemen BFIN menyampaikan perolehan laba senilai Rp1,8 triliun sepanjang 2022 disebabkan oleh mobilisasi masyarakat yang kembali aktif yang diikuti dengan daya konsumsi yang mulai menggeliat.
Finance Director BFI Finance Sudjono menuturkan sejumlah faktor tersebut membuat industri pembiayaan nasional ikut terkerek dengan tren pertumbuhan dan kualitas yang baik sepanjang tahun berjalan.
BFI Finance dan entitas anak membukukan laba tahun berjalan senilai Rp1,8 triliun sepanjang 2022. Perolehan laba tersebut naik 59,7 persen secara tahunan dari sebelumnya hanya mencapai Rp1,13 triliun pada Desember 2021.
“Capaian positif ini tak lepas dari kondusifnya perekonomian nasional sepanjang tahun lalu yang ditunjang oleh ekspor yang gencar dibarengi derasnya aliran investasi ke berbagai sektor usaha,” kata Sudjono dalam keterangan tertulis, Selasa (14/2/2023).
Adapun, BFIN optimistis pembiayaan perusahaan dapat tumbuh di angka 25 persen pada tahun ini, seiring dengan tren kinerja pertumbuhan perusahaan sepanjang 2022. Dia merincikan bahwa pembiayaan pada kuartal IV/2022 sudah meningkat lebih dari 40 persen jika dibandingkan dengan posisi kuartal I/2022.
Baca Juga
“Jadi, dengan mempertahankan nilai pembiayaan yang sama dengan kuartal IV/2022, di akhir 2023 nilai pembiayaan sudah meningkat 25 persen,” kata Sudjono kepada Bisnis, Selasa (14/2/2023).
Di samping itu, Sudjono menyampaikan bahwa emiten bersandi saham BFIN itu juga menyalurkan total pembiayaan baru (booking) tertinggi sepanjang sejarah perusahaan dengan nilai mencapai Rp20 triliun atau naik 52,7 persen yoy.
3. Adira Finance
Selanjutnya, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance juga membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp1,6 triliun pada kuartal IV/2022. Perolehan laba tersebut tumbuh dua digit atau sebesar 32,3 persen yoy dari tahun sebelumnya yang bernilai Rp1,21 triliun.
Presiden Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila menyampaikan bahwa pertumbuhan laba perusahaan disebabkan penurunan pada biaya bunga dan biaya kredit di sepanjang tahun 2022.
“Beban bunga tercatat turun sebesar 34 persen menjadi Rp729 miliar dampak adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya pendanaan,” kata Made dalam Media Update Adira Finance di Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi dan bisnis, Made menuturkan bahwa biaya kredit perusahaan tercatat menurun sebesar 35 persen yoy menjadi Rp907 miliar. Alhasil, rasio return-on-asset (ROA) dan return on equity (ROE) yang dimiliki Adira Finance masing-masing menjadi 8,6 persen dan 17,4 persen di tahun 2022.
Per posisi Desember 2022, kualitas aset Adira Finance atau gross non-performing loan (NPL) konsolidasi yang dikelola di level 1,7 persen. Rasio NPL perusahaan turun dari sebelumnya sebesar 2,3 persen pada 2021.
Adapun untuk tahun ini, Made menuturkan pihaknya berharap laba yang dibukukan perusahaan mengalami pertumbuhan lebih besar lagi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Laba hasil paling ujung. Kita enggak bisa nebak laba, tapi kita ingin Adira Finance lebih tumbuh lagi. Kita mau balik seperti sebelum Covid-19 tahun ini, nanti kita lihat [pertumbuhan labanya],” ujarnya.
Sementara itu, emiten bersandi saham ADMF itu membidik pembiayaan baru dapat tumbuh di kisaran 15 – 20 persen dengan kontribusi pembiayaan motor sebesar 35 persen, sebanyak 50 persen berasal dari mobil, lalu 15 persen refinancing dana tunai atau multiguna.