Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Perdagangan Paling Subur dapat Aliran KUR, Begini Penjelasan Bos BRI

Penyaluran KUR BRI (BBRI) sepanjang 2022 didorong oleh sektor perdagangan
Kredit Usaha Rakyat/Istimewa
Kredit Usaha Rakyat/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI mencatat penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sepanjang 2022 mencapai Rp252,38 triliun. Utamanya, penyaluran KUR tersebut didorong oleh sektor perdagangan.

Direktur Utama BBRI Sunarso menjelaskan bahwa sektor perdagangan menjadi matriks dari hampir pada seluruh segmen. Dia memberi contoh, tengkulak sektor pertanian pada dasarnya akan dihitung masuk ke dalam segmen perdagangan.

"Jadi ke segmen mana dominan mengalirnya menurut saya tidak penting, yang penting adalah produksi sampai dikonsumsi adalah berjalan lancar," jelasnya dalam agenda Market Outlook CNBC Indonesia, Selasa (28/2/2023).

Sunarso melanjutkan, adapun sektor yang paling dominan mendapatkan aliran KUR tak lain merupakan sektor dasar berupa pangan dan kesehatan.

"Dan sudah barang tentu sektor pangan tidak bisa berjalan sendiri maka harus berkitan dengan distribusi. Nah, distribusi itu yang kita namai dengan perdagangan," tambahnya memperjelas.

Untuk diketahui sebelumnya, realisasi pencapaian terhadap target penyaluran KUR BBRI sepanjang 2022 dilaporkan mencapai 98,05 persen yang telah disalurkan kepada 6,5 juta debitur.

"Kita harapkan pengusaha baru terus bertambah. Dan masih ada 45 juta nasabah yang perlu dapat sentuhan pendanaan formal. Yang mana dari 45 juta nasabah itu yang disenuh oleh bank, fintech, dll itu baru 15 juta, dan sekitar 5 juta itu larinya masih ke rentenir," pungkasnya.

Adapun selama 7 tahun belakangan BRI melaporkan telah menyalurkan KUR sebesar Rp909 triliun kepada lebih dari 35 juta nasabah.

Secara lebih rinci, pada 2015 BRI menyalurkan sebesar Rp16,19 triliun kepada 922.000 nasabah, pada 2016 menyalurkan sebesar Rp69,45 triliun kepada 3,9 juta nasabah, 2017 sebesar Rp Rp69,6 triliun kepada 3,7 juta nasabah, 2018 sebesar Rp80,17 triliun kepada 3,94 juta nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper