Bisnis.com, JAKARTA — IFG Progress memproyeksikan makro ekonomi Indonesia akan mulai membaik pada kuartal II/2023 dan berlanjut pada semester II/2023. Hal ini akan memicu perbaikan kinerja di industri asuransi jiwa.
Head of IFG Progress Reza Y. Siregar menuturkan bahwa perbaikan makro ekonomi hingga kinerja asuransi jiwa seiring dengan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengumumkan pandemi sudah berakhir dan menuju transisi ke situasi endemi.
Sepanjang 2022, premi industri asuransi jiwa terkontraksi -7,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Penurunan premi pada industri asuransi jiwa didorong oleh penurunan premi pada produk unit-linked yang mencapai sekitar -16 persen yoy.
Sementara dari sisi klaim, klaim industri asuransi jiwa juga mengalami kontraksi sepanjang 2022 yang didorong oleh penurunan klaim atau surrender pada produk tradisional sekitar -4 persen yoy.
Reza mengatakan bahwa kontraksi yang dialami industri asuransi jiwa sepanjang 2022 merupakan imbas dari Covid-19 yang berimbas pada penurunan kinerja perusahaan asuransi jiwa. Meski demikian, Reza memproyeksikan bahwa situasi makro ekonomi akan mulai kembali pulih pada kuartal II/2023.
“Ada recovery yang kami harapkan karena kesehatan sudah mulai recover dan ekonomi sudah mulai kembali, dan demand terhadap asuransi kesehatan sudah kembali,” kata Reza dalam IFG Mini Media Gathering di Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Baca Juga
Lebih lanjut, Reza mengatakan bahwa potensi industri asuransi tahun ini tetap menjanjikan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2023 yang tumbuh 5,03 persen.
“Premi asuransi jiwa pada tahun ini diperkirakan akan membukukan pertumbuhan sebesar 2 persen - 5 persen yoy. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan klaim pada industri asuransi jiwa diperkirakan akan berada pada kisaran 5 persen - 9 persen yoy pada tahun ini,” tuturnya.
Sementara untuk industri asuransi umum, IFG Progress memproyeksikan tingkat premi tumbuh sebesar 6 persen yoy dan klaim tumbuh 10 persen yoy di tahun 2023 dengan kontribusi terbesar dari klaim industri asuransi umum berasal dari lini bisnis asuransi kredit.
Sejalan dengan itu, industri reasuransi bakal tumbuh sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia, di mana premi reasuransi diproyeksikan tumbuh sebesar 6,2 persen yoy. Tingkat klaim reasuransi juga diasumsikan meningkat sebesar 10,3 persen yoy.