Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Lampung (Bank Lampung) mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 2,93 persen yoy, sebesar Rp249,4 miliar pada Semester I/2023.
Kenaikan pendapatan bunga ini disumbang dengan kenaikan penyaluran kredit Bank Lampung. Kucuran dana yang telah diberikan ke masyarakat berupa pinjaman telah mencapai Rp6,43 triliun pada semester I/2023 atau tumbuh 8,06 persen yoy.
Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia pada Selasa (25/7/2023), kenaikan pendapatan bunga Bank Lampung ini tertekan dengan perlambatan sejumlah lini bisnis. Hasilnya perusahaan membukukan laba bersih Rp71,52 miliar.
Secara nilai, capaian ini turun 12,09 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan perolehan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp81,36 miliar.
Penurunan nilai labaini seiring kenaikan penurunan nilai aset keuangan (impairment) dari Rp14,56 miliar pada Juni 2022 menjadi Rp21,58 miliar pada Juni 2023. Beban operasional selain bunga bersih juga naik dari Rp137,11 miliar pada semester I/2022 menjadi Rp156,57 miliar pada periode ini.
Bank Lampung tercatat membukukan biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) pada level 80,98 persen.
Baca Juga
Rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) Bank Lampung naik menjadi 1,83 persen. Sementara rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross enjadi 2,43 persen per Juni 2023. NPL nett tercatat naik dari 1,09 persen menjadi 1,71 persen.
Dari sisi pendanaan, Bank Lampung telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp7,78 triliun pada kuartal II/2023, turun 30,03 persen yoy. Dana murah atau current accounts savings accounts (CASA) juga turun 37,34 persen yoy menjadi Rp3,12 triliun.