Bisnis.com, JAKARTA - Setidaknya sejumlah bank milik konglomerat Tanah Air telah melaporkan kinerja keuangan hingga pertengahan tahun 2023.
Pertumbuhan aset secara tahunan (year-on-year/yoy) pun tercatat meningkat signifikan seiring dengan kenaikan penyaluran kredit perbankan dan juga pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan.
PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) milik Salim Group misalnya. Lalu ada Hartono bersaudara pemilik Grup Djarum lewat PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Selanjutnya, ada pula PT Bank Nationalnobu Tbk. atau Bank Nobu (NOBU) milik taipan James Riady alias Grup Lippo. Kemudian, PT Bank Panin Tbk. (PNBN) milik konglomerat Mukmin Ali Gunawan.
Tak ketinggalan, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) dan PT Bank Mega Tbk. (MEGA) milik konglomerat Chairul Tanjung hingga PT Bank Jago Tbk. (ARTO) yang terafiliasi dengan taipan Jerry Ng.
Menurut Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per April 2023, total aset bank umum mencapai Rp 10.932,35 triliun atau naik 7,47 persen yoy dari Rp10.172,53 triliun.
Baca Juga
Lantas, mana saja bank konglomerat terbesar berdasarkan total aset pada semester I/2023? Berikut Bisnis telah menghimpun selengkapnya.
1. BCA - Rp1.356,75 Triliun
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) besutan Hartono bersaudara mencatatkan kenaikan aset BCA 7,3 persen yoy menjadi Rp1.356,75 triliun.
Kenaikan ini ditopang dari sisi intermediasi, BCA yang telah menyalurkan kredit Rp735,9 triliun per Juni 2023, tumbuh 9 persen yoy. Kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM.
Dari sisi pendanaan, BCA telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp1.071 triliun tumbuh 6 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) bank juga naik 5,7 persen yoy mencapai Rp864,7 triliun per Juni 2023 dan berkontribusi sebesar 81 persen terhadap DPK.
2. Bank Panin – Rp208,21 Triliun
Kemudian, PT Bank Panin Tbk. (PNBN) milik konglomerat Mukmin Ali Gunawan mencatatkan aset yang mengalami penurunan menjadi Rp 208,21 triliun.
Pertumbuhan aset ini sendiri berasal dari sisi intermediasi, bank telah menyalurkan kredit sebesar Rp138,96 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini, naik 5,67 persen yoy.
Sementara, dari sisi pendanaan, Bank Panin telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp144,35 triliun pada semester I/2023, naik 5,61 persen yoy.
Jumlah ekuitas bank juga terus ditingkatkan dan telah mencapai Rp49,51 triliun per Juni 2023, naik 8,43 persen yoy. Dengan begitu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank pun meningkat menjadi sebesar 32,89 persen.
3. Bank Sinarmas – Rp47,94 Triliun
Bank Sinarmas mencatatkan aset Bank Sinarmas mengalami penurunan sebesar tujuh persen secara yoy menjadi Rp47,94 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp51,30 triliun.
Adapun, bank berkode BSIM ini diketahui telah menyalurkan total pinjaman mencapai Rp11,59 triliun pada semester I/2023 yang terdiri dari pembiayaan syariah senilai Rp4,19 triliun, angka ini turun tupis dari posisi sebelumnya Rp11,57 triliun.
Pada sisi pendanaan, Bank Sinarmas telah meraup total simpanan nasabah Rp38,90 triliun, turun 10 persen yoy dari Rp43,27 triliun. Dana murah atau current accounts savings accounts (CASA) bank juga turun tujuh persen yoy menjadi Rp26,68 triliun dari Rp28,62 triliun.
Sebagai informasi, Bank Sinarmas berdiri di bawah bendera Sinar Mas Group, salah satu bank swasta cukup ternama. Bank ini didirikan oleh mendiang Eka Tjipta Widjaja dan didirikan pada 18 Agustus 1989. Awalnya bernama PT Bank Shinta Indonesia, tetapi kemudian berubah menjadi Bank Sinarmas.
4. Bank Ina – Rp22,29 Triliun
PT Bank Ina Tbk. (BINA) menjadi emiten bank milik Salim Group yang mengantongi total aset tertinggi selama paruh pertama 2023. Aset Bank Ina melesat 15,31 persen yoy dari Rp19,33 triliun menjadi Rp22,29 triliun.
Pertumbuhan aset perseroan berasal dari penyaluran kredit Rp12,26 triliun per semester I/2023, melonjak 73,06 persen yoy.
Dari sisi pendanaan, Bank Ina telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp18,2 triliun, naik 10,97 persen yoy. Bank Ina juga telah meraup dana murah atau current account savings account (CASA) Rp4,86 triliun dengan porsi sebesar 26,7 persen terhadap DPK.