Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adira Finance (ADMF) Catatkan Total Pendanaan Rp14,9 Triliun pada Semester I/2023

Capaian total pendanaan tersebut naik 34,7 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sekitar Rp9,8 triliun.
Karyawan beraktivitas di kantor Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Endang Muchtar
Karyawan beraktivitas di kantor Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA— PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance mencatatkan total pinjaman perusahaan Rp14,9 triliun pada semester I/2023. Angka tersebut naik 34,7 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sekitar Rp9,8 triliun. 

Adapun pendanaan tersebut terdiri dari pinjaman bank baik dalam negeri dan luar negeri dan obligasi, dan sukuk masing-masing memberikan kontribusi 70 persen:30 persen. Hasilnya, gearing ratio stabil yaitu sebesar 1,5 kali. 

Untuk semester II/ 2023, Chief Financial Officer (CFO) Adira Finance Sylvanus Gani Mendrofa mengatakan perusahaan akan tegap menekankan diversifikasi pendanaan, selain 50 persen biasanya disokong oleh Pembiayaan Bersama (JF) dengan induk perusahaan.

“Jadi untuk sisanya, kami terus memperhatikan potensi dan timing, nmun guidelinenya sekitar pada porsi yang sama antara obligasi dan pinjaman,” kata Gani kepada Bisnis, Senin (14/8/2023).

Strategi Pendanaan Adira Finance

Presiden Direktur Adira Finance Made Susila mengatakan kebutuhan pendanaan perusahaan karena untuk pembiayaan. “Ini memang bisnis intermediasi, cari dana untuk disalurkan. Kalau enggak disalurkan kami rugi,” kata Made. 

Made mengatakan pihaknya selalu memperhatikan kebutuhan bisnis dan likuiditas dalam melalukan pendanaan. Kemudian juga mendiversifikasi sebanyak mungkin sumber pendanaan. Hal tersebut supaya perusahaan tidak bergantung pada satu sumber pendanaan. Selain itu perusahaan berharap memiliki  biaya pendanaan yang kompetitif. 

“Jadi setiap kami memutuskan mencari sumber pendanaan dari funding kita mempertimbangkan dua [hal] tersebut,” tuturnya. 

Made mengatakan penerbitan obligasi memang menjadi salah satu sumber pendanaan utama Adira Finance. Pasalnya obligasi tenornya lebih panjang dan harganya bisa kompetitif. 

Pada Juli 2023,  perusahaan telah menerbitkan Obligasi PUB VI Tahap I dan Sukuk Mudharabah V Tahap I tahun 2023 senilai Rp2,0 triliun dengan oversubscribe 2,3 kali. 

Di luar obligasi, lanjut dia, masih ada joint financing yang juga besar dan akan berlanjut. “Yang lain adalah pinjaman dari bank. Adira adalah nasabah tunggal dari banyak bank besar. Kami juga selalu kalau kondisinya kondusif mencari dana di luar negeri dalam bentuk syndicated loan,” ungkapnya. 

Made menjelaskan pada intinya sebisa mungkin sumber pendanaan perusahaan terus ditambah. Dengan memiliki sumber yang beragam menurutnya perusahaan bisa mencari dana yang kompetitif. 

“Jadi apa yang dicari itu tergantung dengan situasi kebutuhan dana terus mempertimbangkan sumber pendanaan. Dan terakhir adalah biaya dananya. Jadi tiga kriteria yang kita lakukakan karena kita mencari dana untuk dijual lagi jadi harus kompetitif,” ungkapnya. 

Pada semester I/2023, Adira Finance membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 24 persen menjadi Rp818 miliar. Kenaikan tersebut didorong meningkatnya total pendapatan sebesar 10 persen menjadi Rp4,5 triliun seiring dengan tumbuhnya kinerja pembiayaan Perusahaan. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan masing- masing menjadi 8,1 persen dan 16,6 persen. 

Dari sisi pembiayaan, Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru Rp20,4 triliun pada paruh pertama 2023. Pembiayaan baru tumbuh sekitar 43 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp14,3 triliun.

Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif mengatakan kenaikan pembiayaan baru terutama didorong oleh pertumbuhan segmen mobil sebesar 44 persen. Selain itu kenaikan juga didorong dengan berangsur pulihnya kondisi ekonomi dan meningkatnya daya beli konsumen. 

“Secara keseluruhan, pembiayaan segmen mobil berkontribusi sebesar 44 persen, diikuti segmen sepeda motor 38 persen dan nonotomotif [MPL dan durable] 18 persen,” kata Harry kepada Bisnis, Sabtu (22/7/2023). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper