Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan pembiayaan BRI Finance turut mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan net zero emission (NZE) pada 2060. Salah satunya dengan pembiayaan kendaraan listrik.
Meskipun pembiayaan kendaraan listrik terus bertumbuh tetapi porsinya memang belum besar dibandingkan kendaraan konvensional.
Pelaksana Tugas Direktur Utama dan Direktur Bisnis BRI Finance Primartono Gunawan mengatakan kendati masih ada tantangan, perseroan akan tetap mengembangkan ekosistem otomotif termasuk pembiayaan berkelanjutan.
Diketahui BRI Finance juga memiliki produk pembiayaan lain untuk nasabah yaitu pembiayaan multiguna. “Ini adalah program pembiayaan untuk segala macam kebutuhan dari calon debitur. Perseroan pun ke depan akan selalu berinovasi untuk mendukung pembiayaan berkelanjutan,” tutur Prima dalam keterangan resmi, Rabu (27/9/2023).
Tidak hanya itu, Prima mengatakan bahwa BRI Finance selalu berupaya untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon dari sisi operasional.
Hal tersebut mencakup penggunaan teknologi untuk efisiensi energi, peralatan yang ramah lingkungan, dan praktik bisnis berkelanjutan.
Baca Juga
“BRI Finance juga membuka kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung kebijakan transisi energi berkelanjutan,” katanya.
BRI Finance turut memberikan promo kendaraan listrik hingga akhir September 2023. Untuk kendaraan listrik yaitu dengan hanya DP 0 persen dan bunga mulai dari 0,42 persen per bulan dengan tenor pembiayaan hingga 6 tahun.
BRI Finance meyakini bahwa pasar kendaraan listrik di Indonesia semakin besar. Terlebih Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah mencatat penjualan kendaraan listrik meningkat signifikan pada 2022 yakni 10.327 unit, dibandingkan 2021 sebanyak 687 unit.
BRI Finance turut mencatatkan peningkatan penyaluran pembiayaan baru kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang signifikan sebesar 711 persen year to date (YTD) pada 2023 dibandingkan pada 2022.
Prima juga menilai ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan untuk mendorong pertumbuhan kendaraan listrik menjadi lebih signifikan.
“Pertama adalah penambahan secara masif infrastruktur pengisian baterai. Hal ini menjadi salah satu hambatan utama penggunaan kendaraan listrik,” katanya.
Prima mengatakan apabila investasi terhadap pengembangan stasiun pengisian lebih banyak dan lebih cepat maka akan membantu meningkatkan daya tarik kendaraan listrik.
Berikutnya adalah edukasi masyarakat. Menurutnya sebagian besar masyarakat belum teredukasi dengan baik tentang penggunaan kendaraan listrik.
“Edukasi tentang manfaat kendaraan listrik seperti efisiensi energi dan dampak positifnya terhadap lingkungan menjadi sangat penting dalam mengubah persepsi dan perilaku konsumen,” katanya.
Berikutnya adalah penambahan subsidi dan insentif. Adapun pemerintah telah memberikan subsidi untuk meningkatkan pembelian kendaraan listrik di masyarakat.