Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan alias leasing PT Mandiri Utama Finance (MUF) mencatat telah menyalurkan pembiayaan kendaraan listrik sebesar Rp56,1 miliar sampai dengan September 2023.
Direktur Utama Mandiri Utama Finance Stanley S. Atmadja mengatakan bahwa nilai tersebut naik cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Periode yang sama tahun lalu, perusahaan menyetujui pembiayaan sebesar Rp6,9 miliar.
Stanley menuturkan bahwa pembiayaan kendaraan listrik 2023 yang dikucurkan perusahaan masih didominasi oleh mobil listrik, yaitu lebih dari 90%.
“Kami meyakini pasar kendaraan listrik akan terus tumbuh dengan cepat, sebagaimana yang hari ini sudah terjadi di beberapa belahan dunia lain,” kata Stanley kepada Bisnis, Rabu (18/10/2023).
Menurutnya, isu lingkungan, kepraktisan teknologi, dan berbagai keunggulan dari kendaraan listrik akan terus mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik.
Adapun yang masih menjadi perhatian MUF terkait pembiayaan kendaraan listrik, khususnya di Indonesia adalah prediksi harga bekas atau penjualan kembali kendaraan listrik.
Baca Juga
“Karena kendaraan listrik adalah produk baru yang belum memiliki historikal nilai pasar bekasnya,” ungkapnya.
Selain itu, Stanley menyebut perkembangan teknologi kendaraan listrik, yang sampai saat ini masih terus berkembang pesat, khususnya terkait teknologi baterai. Sehingga, lanjutnya, life cycle dari berbagai teknologi kendaraan listrik masih sulit diproyeksikan.
Keberadaan infrastruktur penunjang pengisian baterai yang merupakan kebutuhan pokok juga menjadi penentu penetrasi perkembangan kendaraan listrik. Serta, konsistensi kebijakan pemerintah terkait kendaraan listrik, termasuk subsidi harga yang hari ini sedang berjalan.
Namun demikian, Stanley mengatakan bahwa untuk mendorong pembiayaan kendaraan listrik, MUF telah menyiapkan berbagai produk dan program pembiayaan untuk kendaraan listrik.
“Termasuk kolaborasi pemasaran kendaraan listrik dengan induk perusahaan, Bank Mandiri, untuk menjangkau nasabah dan karyawan Bank Mandiri Group,” pungkas Stanley.