Bisnis.com, JAKARTA – Persaingan bank digital kian ketat seiring dengan masuknya bank-bank digital baru tahun ini yang menawarkan suku bunga simpanan tinggi, bahkan hingga 10% guna meraup nasabah.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan penawaran bunga tinggi bank digital untuk menarik minat nasabah baru memang kerap kali diasosiasikan sebagai bentuk 'bakar uang'.
"Namun, di awal memang wajar bunga tinggi sebagai daya tarik. Ini sarana mereka dapatkan DPK [dana pihak ketiga]," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (13/11/2023).
Akan tetapi, hal tersebut menurutnya tidak akan bertahan lama. "Tapi ini temporary. Ini branding di awal," ujarnya.
Menurutnya, dengan tingginya bunga simpanan, dampak ke industri perbankan adalah persaingan yang tidak kondusif. "Walaupun saya rasa industri sudah paham ini kejadian berulang, ini upaya pengenalan saja," ujarnya.
Sementara itu, ia mengatakan upaya bank digital dalam meraup nasabah akan lebih berkelanjutan jika didorong oleh sejumlah faktor, seperti layanan dan proses yang cepat serta ekosistem yang efektif.
Baca Juga
Sebelumnya, Ahli pemasaran sekaligus Wakil Rektor I Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Agus W. Soehadi mengatakan persaingan bank digital memang ketat sehingga dibutuhkan ongkos yang banyak bagi bank, termasuk untuk promosi 'bakar uang'.
Akan tetapi, di tengah persaingan ketat itu, Agus mengatakan pada akhirnya layanan bank digital akan mirip satu sama lain. Dengan kondisi demikian, bank digital mesti memikirkan strategi untuk membuat nasabah bertahan.
“Cara lama seperti membakar uang untuk memberikan promosi atau benefit tertentu kepada nasabah sudah tidak terlalu efektif, dan tidak terlalu baik bagi keberlanjutan bisnis," ujar Agus dalam keterangan tertulis pada Agustus lalu (16/8/2023).
Sebagaimana diketahui, sejumlah bank digital baru telah meluncur di pasar Indonesia. Astra Group melalui Astra Financial misalnya melaporkan akan meluncurkan bank digital baru dalam waktu dekat.
Adapun, bank digital baru itu merupakan pengembangan dari bank hasil akuisisi Astra Financial, yakni PT Bank Jasa Jakarta (BJJ). Kemudian, nama bank digital baru itu adalah Bank Saqu.
Head of Corporate Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengatakan saat ini aplikasi Bank Saqu sudah rilis di Google Play. "Ini masih trial di lingkup terbatas atau soft launch. Rencananya kami akan launch dalam waktu dekat. Ditunggu saja," katanya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Bank digital baru itu menawarkan bunga simpanan yang tinggi guna meraup nasabah. Mengutip informasi di Google Play, di platform Bank Saqu terdapat fitur Saku Booster, yang menawarkan bunga simpanan hingga 10%.
Bank digital besutan PT FinAccel Teknologi Indonesia (Kredivo), yakni PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) juga telah meluncurkan platform baru pada Oktober 2023. Di platform tersebut, Krom Bank menawarkan produk simpanan dengan suku bunga tinggi untuk menarik lebih banyak nasabah. Suku bunga deposito yang ditawarkan hingga 8,75% per tahun.
Bank digital baru itu akan bersaing dengan bank-bank digital yang sudah terlebih dahulu meluncur seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Allo Bank Tbk. (BBHI).
Adapun Bank Jago menawarkan bunga deposito 5% per tahun. Kemudian Allo Bank menawarkan deposito dengan suku bunga mulai 4% hingga 6%.
Bank digital lainnya, PT Bank SeaBank Indonesia (SeaBank) menawarkan produk deposito dengan suku bunga mencapai 6% per tahun, dengan kurun jatuh tempo 1, 3 dan 6 bulan.