Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasio Modal RBC Empat Reasuransi Susut pada Kuartal III/2023, Kenapa?

Empat dari tujuh reasuransi di Indonesia mencatatkan penurunan dibandingkan dengan tingkat RBC pada kuartal III/2022.
Ilustrasi reasuransi/Istimewa
Ilustrasi reasuransi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Sebanyak empat perusahaan reasuransi mencatatkan penurunan rasio modal risk based capital (RBC) pada kuartal III/2023.

Sebagai informasi, rasio RBC mencerminkan tingkat kesehatan finansial perusahaan asuransi dan reasuransi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan ambang batas minimalnya yakni 120%.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, lima dari tujuh perusahaan reasuransi nasional telah mencatatkan tingkat RBC di atas ketentuan tersebut pada kuartal III/2023. Namun, empat di antaranya mencatatkan penurunan dibandingkan dengan tingkat RBC pada kuartal III/2022.

Empat perusahaan reasuransi tersebut antara lain PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein), PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re), PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark), dan PT Indoperkasa Suksesjaya Reasuransi (Inare).

Marein membukukan RBC 230,77% pada kuartal III/2023, angka tersebut turun 2,5% dibandingkan dengan kuartal III/2022 yakni 236,7%. Di sisi lain, tingkat RBC Indonesia Re juga menurun 4,99% menjadi 121,84% pada kuartal III/2023. 

Padahal perusahaan pelat merah tersebut mampu mencatatkan RBC 128,24% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Berikutnya ada Maipark yang tingkat kesehatan finansialnya dilihat dari RBC mencapai 1018,90%. 

Angka tersebut menjadi yang tertinggi di industri sejauh ini. Namun RBC Maipark turun 5,8% dibandingkan dengan kuartal III/2022 yakni 1082,23%. 

Terakhir, Inare yang juga mencatatkan penurunan RBC pada kuartal III/2023 menjadi 393,96%. Angka tersebut turun 64,6% dibandingkan dengan kuartal III/2022 yakni 1113,96%. 

Sementara itu, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mencatatkan kinerja positif pada tingkat RBC yang mencapai 209%. Tingkat kesehatan finansial perusahaan meningkat 3,98% dibandingkan kuartal III/2022 yakni 201%. 

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Maipark Indonesia Kocu Andre Hutagalung mengatakan bahwa penurunan RBC merupakan hal yang biasa.

“RBC tidak statis, terus naik dan turun sepanjang tahun,” kata Kocu saat dihubungi Bisnis, Kamis (16/11/2023).

Kocu menjelaskan bahwa penurunan 5,8% dari RBC 1.082% terlalu kecil untuk dipakai menggambarkan perubahan yang terjadi pada fundamental perusahaan.

Dia menyebut bahwa RBC perseroan juga sangat kuat jauh di atas ketentuan yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni minimal 120%.

Kendati demikian, Kocu mengatakan pihaknya terus melakukan usaha-usaha untuk memastikan RBC berada pada tingkat yang sesuai dengan risiko yang dihadapi. Termasuk di dalamnya memastikan komposisi eksposure pada zona-zona gempa bumi yang tinggi tetap sesuai dengan proteksi yang dimiliki Maipark.

Diketahui, Maipark membagi Indonesia dalam lima zona gempa yang digunakan untuk perhitungan tingkat premi. Zona 1 yang paling rendah tingkat risiko dan zona 5 yang paling tinggi tingkat risiko gempanya.

Direktur Marein Tamara Arista mengatakan bahwa penurunan tingkat RBC tersebut karena peningkatan umur piutang yang dalam proses rekonsiliasi dengan ceding, yang merupakan perusahaan asuransi umum yang mengalihkan sebagian risikonya kepada perusahaan reasuransi.

“Ini mengakibatkan penurunan saldo piutang yang dapat diakui sebagai aset yang diperkenankan atau AYD,” kata Tamara kepada Bisnis, Kamis (16/11/2023).

Tamara mengungkapkan pihaknya belum bisa memastikan kenaikan RBC. Namun ketika rekonsiliasi selesai dilakukan, maka RBC akan meningkat kembali. “[Saat ini] kami masih proses rekonsiliasi dengan ceding,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) Abitani Taim menilai bahwa naik turunnya RBC perusahaan reasuransi merupakan hal yang wajar.

Menurutnya hal tersebut tidak menjadi masalah apabila semuanya termonitor dengan baik dan tidak menyentuh batas internal perusahaan dan minimum RBC sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120%.

“Penurunan RBC harus juga dilihat dari sudut pertumbuhan bisnis perusahaan, semakin bertumbuh, semakin besar juga kewajibannya cadangan teknis yang harus disiapkan perusahaan,” kata Abitani kepada Bisnis, akhir pekan lalu (16/11/2023).

Perusahaan Reasuransi Nasional

RBC September 2023

RBC September 2022

Kenaikan

PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) 

230,77%

236,7%

-2,5% 

PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re)

121,84%

128,24%

-4,99%

PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark) 

1018,90%

1082,23%

-5,8%

PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure)

209%

201%

3,98%

PT Indoperkasa Suksesjaya Reasuransi (Inare)

393,96%

1113,96%

-64,6%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper