Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) buka suara soal rencana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) yang akan melakukan divestasi saham.
Direktur Kepatuhan BSI Tribuana Tunggadewi sendiri mengatakan perseroan masih dalam proses persiapan menyambut kedatangan investor baru sembari menunggu proses yang sedang berlangsung antar pemegang saham.
"Terkait divestasi, ini adalah kewenangan dari pihak pemegang saham karena shareholder action, BSI sebagai objek kami akan menunggu,” ujarnya dalam Public Expose, Rabu (29/11/2023).
Dengan adanya proses yang belum rampung ini, membuat BSI belum memperoleh gambaran jelas siapa yang akan menggantikan investor kepemilikan BBRI dan BBNI.
“Memang posisi kami [saat ini] tidak dalam pihak yang bisa menjelaskan terkait progress divestasi,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pelepasan saham BSI ini juga dinilai merupakan upaya untuk memperbesar kepemilikan saham publik atau free float di BSI.
Baca Juga
Hal ini pun dikonfimasi oleh Head of Investor Relations BSI Rizky Budinanda yang melaporkan bahwa saat ini perseroan telah memenuhi ketentuan aturan batas minimum free float atau saham yang dimiliki publik sebesar 7,5%, bahkan komposisinya sudah menyentuh hampir 10%.
“Ini juga terkait dengan exercise rights issue yang tahun lalu, di mana sebagian dari right BRI maupun BNI itu dilepas ke masyarakat, sehingga ini membantu menambah free float kami dari awalnya 5,5% jauh melesat ke 8%,” katanya dalam Public Expose, Rabu (29/11/2023)
Berdasarkan RTI Business per 31 Oktober 202, tercatat BSI masih dikuasai oleh Bank Mandiri sebagai pemegang saham pengendali dengan porsi kepemilikan 51,47%.
Kemudian, BNI mempunyai 23,24% kepemilikan di BSI dan BRI mempunyai 15,38%, sedangkan 9,87% sisanya merupakan saham yang dimiliki publik.