Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memproyeksi premi asuransi jiwa diperkirakan akan tumbuh 7%-10% pada tahun naga kayu 2024.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir, premi industri asuransi jiwa tercatat mengalami penurunan.
Kendati demikian, seiring dengan membaiknya perekonomian nasional dan adanya peningkatan total tertanggung yang signifikan, AAJI meyakini pendapatan premi asuransi jiwa tahun 2024 akan berangsur membaik.
“Berdasarkan data yang kami miliki, premi asuransi jiwa di tahun 2024 ini diperkirakan akan tumbuh 7%-10%,” kata Togar kepada Bisnis, Senin (8/1/2024).
Sejak pertengahan 2023, AAJI mencatat pendapatan premi asuransi jiwa tradisional sedikit lebih tinggi dari pendapatan premi produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (Paydi) alias unit-linked.
Namun, Togar mengatakan bahwa seiring dengan pengetahuan terhadap Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) 5/2022 di masyarakat yang semakin menguat, asosiasi meyakini di tahun ini pendapatan premi untuk produk unit-linked akan membaik.
Baca Juga
“Dan akan memberikan pengaruh positif pada pendapatan premi secara keseluruhan,” imbuhnya.
Adapun sampai dengan September 2023, total tertanggung industri asuransi jiwa masih mencatatkan hasil yang positif dengan peningkatan sebesar 16,5% atau mencapai 94,18 juta orang.
Sepanjang periode Januari-September 2023, total pendapatan industri tercatat sebesar Rp162,87 triliun, mengalami penurunan sebesar 0,6% secara tahunan (year-on-year/yoy). Dia menjelaskan sebagian besar penurunan ini disebabkan karena menurunnya pendapatan premi pada produk Paydi.
Selanjutnya sampai dengan September 2023, semakin membaiknya iklim investasi Indonesia membawa dampak pada meningkatnya hasil investasi industri asuransi jiwa yang tumbuh 72,5% yoy. Di mana, total hasil investasi industri asuransi jiwa pada periode ini sebesar Rp23,42 triliun.
AAJI juga mencatat untuk klaim dan manfaat yang telah dibayarkan oleh industri asuransi jiwa sepanjang periode Januari—September 2023 adalah sebesar Rp122,46 triliun yang disalurkan kepada 7,69 juta orang.