Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan laba bersih Rp2,58 trilliun sepanjang 2023, tumbuh 28,39% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada 2022 sebesar Rp2,01 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bank terdorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 9,58% yoy menjadi Rp9,99 triliun pada 2023. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BNLI juga naik 16 basis poin (bps) ke level 4,47%.
Selain pendapatan bunga, BNLI membukukan pendapatan berbasis komisi (fee based income) Rp1,67 triliun pada 2023, naik dibandingkan 2022 sebesar Rp1,66 triliun.
Bank Permata juga telah memperbaiki efisiensi bisnis. Tercatat, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Permata turun 74 bps ke level 81,7%. Semakin turun rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) juga turun 359 bps menjadi 51,54% pada 2023.
Pada sisi rasio profitabilitas, Bank Permata mencatatkan pertumbuhan tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) dari 1,1% pada 2022 menjadi 1,34% pada 2023. Lalu, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) naik dari 4,46% pada 2022 menjadi 5,54% pada 2023.
Baca Juga
Dari sisi intermediasi, Bank Permata telah menyalurkan kredit Rp142,19 triliun pada 2023, naik 4,3% yoy. Aset pun naik tipis 0,91% menjadi Rp257,44 triliun.
Kualitas aset bank terpantau membaik. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BNLI susut dari 3,13% pada 2022 menjadi 2,88% pada 2023. Meskipun, NPL nett naik dari 0,36% ke 0,38%.
Dari sisi pendanaan, Bank Permata telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp188,31 triliun sepanjang 2023, namun susut 3,72% yoy.
Sejalan dengan DPK, raupan dana murah atau current account saving account (CASA) BNLI juga turun 8,68% yoy menjadi Rp103,57 triliun pada 2023. BNLI masih memiliki porsi CASA terhadap DPK sebesar 54,99% per Desember 2023.