Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Diakuisisi BTN (BBTN), OJK Pastikan Bank Muamalat Sehat

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa Bank Muamalat saat ini merupakan bank yang sehat jelang akuisisi oleh BTN.
Karyawati beraktivitas di depan kantor cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawati beraktivitas di depan kantor cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. sedang dalam proses diakuisisi oleh bank BUMN, yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa Bank Muamalat saat ini merupakan bank yang sehat.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan saat ini Bank Muamalat telah menunjukkan progres perbaikan kinerja yang positif. "Kita sama-sama tahu, Bank Muamalat telah melalui proses recovery. Ada action plan. Akan tetapi yang jelas bank itu [Bank Muamalat] sudah normal, bank itu sehat," ujarnya setelah rapat kerja dengan Komisi XI DPR pada Selasa (26/3/2024).

Adapun, dalam proses aksi korporasi seperti akuisisi dan merger, OJK menurutnya memang mesti memastikan kesehatan bank. "Akuisisi kan tidak boleh pada bank yang tidak sehat, kan gitu. Dalam proses yang bersamaan, Bank Muamalat pun sedang mendorong sinergi dan penyehatan," tuturnya. 

Sebelumnya, DPR RI memang menyoroti kabar akusisi Bank Muamalat itu oleh BTN. Anggota Komisi VI DPR M. Husni dari Fraksi Gerindra mengingatkan soal kepemilikan saham hingga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di Bank Muamalat.

"Bank Muamalat waktu diambil Badan Pengelola Keuangan Haji [BPKH] tanpa ada rapat ataupun persetujuan, jalan sendiri aja tanpa ada rapat atau persetujuan dari Komisi VIII DPR RI," ujarnya dalam agenda RDP di DPR, Rabu (20/3/2024).

Bahkan, tak segan Husni menyebut Bank Muamalat sebagai bank sakit, lantaran pada tahun 2017 CAR Bank Muamalat hampir mendekat 12%. "Kemudian ya tentunya kita tahu bahwa BTN melakukan due diligence atau uji tuntas tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi di Bank Muamalat itu sendiri," ucapnya.

Dia juga mengingatkan untuk tidak melakukan kawin paksa, lantaran Bank Muamalat dan BTN Syariah memiliki fokus bisnis yang berbeda. "Kenapa Bank Muamalat rusak, mestinya retail [tapi] dihajar korporasi dia kasih kredit gila-gilaan untuk tambah itu kapal terbang Batavia Air yang enggak bisa terbang lagi dan banyak hal-hal yang menyalahi," ujarnya 

Artinya, menurut dia, Dirut BTN harus mempelajari secara detail terkait rencana ini. Dia menyebut BPKH memiliki aset Rp167 triliun dan menyimpan dana tunggu haji sebanyak 5,2 juta orang. Namun, begitu uangnya sebagian besar tidak disimpan di Bank Muamalat, malah sebagian besar di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS).

"Jadi, sekali lagi tentunya harapan saya kepada direktur BTN coba betul-betul dilakukan prudent banking sebelum ini menjadi sebuah keselarasan. Apalagi saya dengar isu-isu bahwa [ada pihak] menolak itu adalah bank syariah pertama di Indonesia. Namun, di sini prinsip-prinsip bisnis tentunya itu harus bisa berikan dampak keuntungan daripada BTN itu sendiri," ucap Husni.

Sekedar informasi, Bank Muamalat memang sempat mengalami masa-masa keterpurukan. Krisis di Bank Muamalat mulai nampak pada 2017, di mana saat itu CAR Bank Muamalat hanya 11,58%, dengan pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) di atas 5%. 

Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan memastikan Bank Muamalat terus memperbaiki proses bisnisnya. Hal ini juga dilakukan seiring dengan rencanan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau listing. 

Indra mengatakan implementasi penerapan governance, risk and compliance (GRC) yang baik tentunya sangat berpengaruh pada kredibilitas perusahaan di pasar dan di mata para pemangku kepentingan.

”Sebagai perusahaan berstatus terbuka dan akan tercatat di BEI, maka perbaikan berkelanjutan [continuous improvement] termasuk aspek kebijakan dan prosedur, produk, proses dan sumber daya manusia. Hal tersebut menjadi bagian penting dalam penerapan manajemen risiko yang lebih baik yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, pada tahun lalu (1/9/2023).

Menurutnya, penerapan ini akan membuat Bank Muamalat dapat mengelola risiko lebih baik, memastikan kepatuhan terhadap peraturan, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Seiring berjalannya waktu, kinerja Bank Muamalat pun memang tercatat membaik. Per 30 September 2023, total modal Bank Muamalat tercatat sebesar Rp6,9 triliun dengan CAR sebesar 28,67%, berada jauh di atas ambang batas ketentuan regulator. 

Adapun NPF net Bank Muamalat turun dari 0,65% per 30 September 2022 menjadi 0,43% pada akhir September 2023.

Bank Muamalat juga membukukan laba bersih setelah pajak yang tumbuh 65,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp52,36 miliar pada kuartal III/2023, dari Rp31,62 pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, aset Bank Muamalat tumbuh 10,7% yoy dari Rp59,8 triliun per 30 September 2022 menjadi Rp66,2 triliun per 30 September 2023. Pertumbuhan aset ini ditopang oleh peningkatan penyaluran pembiayaan yang tumbuh 22,4% yoy menjadi Rp21,7 triliun.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat tumbuh positif sebesar 6,9% yoy menjadi Rp48,1 triliun per 30 September 2023.

Progres Akuisisi

Bank Muamalat sendiri sedang dalam proses diakuisisi oleh BTN. Setelah akuisisi, BTN akan menggabungkan atau menjalankan merger Bank Muamalat dengan unit usaha syariah (UUS) BTN, yakni BTN Syariah.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu juga mengatakan bahwa langkah akuisisi Bank Muamalat masih dalam proses due diligence. Kemungkinan besar proses due diligence akan rampung pada bulan ini. Jika sudah selesai, perseroan akan mengambil keputusan akuisisi pada April 2024. 

“Saya sudah lapor ke Pak Erick [Menteri BUMN Erick Thohir], kayaknya optimisnya April. Di April kita ambil keputusan,” ujar Nixon pada awal Februari lalu. 

Erick Thohir pun memastikan proses merger antara BTN Syariah dan Bank Muamalat akan rampung sebelum pergantian presiden pada Oktober 2024. “Muamalat dan BTN Syariah kalau bisa digabungkan targetnya Maret, April, atau Mei 2024, intinya sebelum Oktober 2024,” ujarnya di JIExpo Kemayoran Jakarta, bulan lalu (18/2/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper