Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mega Syariah terus memperkuat pertumbuhan bisnisnya, salah satunya melalui fokus pada pengembangan bisnis di segmen retail.
Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo mengatakan segmen retail memiliki potensi pasar yang besar seiring dengan tren gaya hidup masyarakat yang makin mengarah ke halal lifestyle.
Adapun, untuk mendukung perkembangan bisnis di segmen tersebut, BMS fokus pada layanan berbasis ritel dan memperkuat jaringan atau cabang-cabang untuk mengembangkan bisnis ritel tersebut, baik dengan pengembangan Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan konsumer maupun business banking.
“Saat ini, inovasi produk dan layanan Bank Mega Syariah tidak kalah menarik dengan produk perbankan konvensional. Dengan target pasar yang mencakup islamic ecosystem dan ekosistem CT Corp, kami yakin mampu menggarap segmen retail dengan optimal,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (26/3/2024).
Yuwono juga menjelaskan bahwa untuk menggenjot DPK, Bank Mega Syariah akan meluncurkan sejumlah produk dan program baru yang diluncurkan tahun ini seperti program Berkah Berlimpah Mega Syariah (BBM) yang diperuntukkan bagi nasabah terdaftar pengguna M-Syariah.
Selain BBM, untuk meningkatkan DPK, Bank Mega Syariah juga fokus pada Tabungan Haji yang mendukung masyarakat dalam melakukan perencanaan Haji dengan setoran awal yang ringan.
Baca Juga
“Pada 2023, total nasabah tabungan haji mengalami peningkatan 103% dari 2022. Sementara tabungan haji hingga akhir tahun ditargetkan tumbuh sebesar 64% secara tahunan,” ucapnya.
Bank Mega Syariah juga ditunjuk sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPS BPIH) untuk program haji khusus atau (ONH Plus).
Adapun total nasabah tabungan haji plus, mengalami peningkatan lebih dari 800% selama periode Januari - Maret 2024 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Yuwono menuturkan, inovasi fitur dan layanan digital juga kerap dilakukan perseroan melalui peningkatan layanan teknologi mobile banking M-Syariah. Sejak diluncurkan pada 2021, aplikasi mobile banking M-Syariah mengalami peningkatan pengguna sebesar 98% secara tahunan dari tahun 2022 ke 2023.
Sejalan dengan pertumbuhan pengguna, transaksi nasabah di M-Syariah juga mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai 50% dari tahun 2022 ke 2023.
Dari sisi penyaluran pembiayaan, Bank Mega Syariah juga terus menggarap pembiayaan di segmen konsumer dan business banking.
Tercatat, pertumbuhan pembiayaan konsumer pada kuartal 1/2024 tumbuh lebih dari 16% dari periode yang sama di 2023. "Diharapkan, pembiayaan konsumer dapat tumbuh di atas 30% di 2024 ini," ungkapnya.
Selain pembiayaan konsumer, BMS juga makin agresif dalam pembiayaan di segmen business banking. Adapun segmen bisnis business banking mencakup untuk pembiayaan UKM dan Non UKM dengan pengajuan pembiayaan hingga Rp50 miliar dengan tetap memperhatikan kualitas bisnis usaha calon nasabah.
Menurut Yuwono, sektor bisnis yang saat ini banyak diajukan oleh nasabah di segmen business banking diantaranya yaitu sektor pendidikan, kesehatan, diikuti dengan sektor perdagangan, konstruksi, dan jasa lainnya.
Tercatat, pertumbuhan volume pembiayaan business banking sepanjang 2023 lebih dari 13% yoy. “Untuk meningkatkan volume pembiayaan, kami memaksimalkan kekuatan cabang dengan melihat potensi unggulan sektor bisnis di setiap wilayah,” kata Yuwono.
Sebagai informasi, Bank Mega Syariah mencatatkan hasil yang positif di tahun 2023. Sepanjang tahun lalu, Bank Mega Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 238,72 miliar tumbuh sebesar 2,77% secara tahunan.
Pertumbuhan laba ini didorong oleh kinerja pendapatan dari penyaluran dana yang tumbuh mencapai 31% (year-on-year/yoy), mencapai total Rp 1,21 triliun dari Rp 920,53 miliar pada tahun 2022.
“Pada kuartal 1/2024, diproyeksikan akan terjadi pertumbuhan positif di beberapa parameter finansial seperti pertumbuhan aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga,” tutup Yuwono.