Bisnis.com, JAKARTA — Financial technology peer to peer (fintech P2P) lending PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia atau pinjaman online (pinjol) Akseleran tercatat menyalurkan pendanaan sekitar Rp730 miliar pada kuartal I/2024.
Angka tersebut naik sekitar 10% apabila dibandingkan dengan kuartal IV/2023. Namun cenderung stabil apabila dibandingkan dengan pendanaan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Penyaluran pendanaan pada kuartal I/2024 di sekitar Rp700–730 miliar, secara kuartalan naik 10% dibandingkan kuartal IV/2023. Namun stabil dibanding kuartal I tahun lalu,” kata Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nicolas Tambunan kepada Bisnis, Selasa (16/4/2024).
Sementara pada periode Ramadan, Ivan mengatakan bahwa penyaluran pendanaan cenderung turun sekitar 10% dibandingkan dengan bulan biasanya. Hal tersebut lantaran libur panjang yang menyebabkan hari kerja lebih sedikit.
“Kami kalau Ramadan cenderung tidak pernah naik, biasanya [sektor] konsumtif yang naik,” katanya.
Adapun Akseleran fokus kepada penyaluran pendanaan pada sektor konsumtif atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Selain itu, Ivan juga melaporkan kredit macet perseroan masih stabil dengan rasio tingkat wanprestasi dalam 90 hari (TWP90) 0,27%. Ini lantaran perseroan konsisten untuk fokus pada prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pinjaman.
Baca Juga
Secara keseluruhan, Akseleran menargetkan pertumbuhan pendanaan sebanyak 30% pada tahun ini dengan total penyaluran sebanyak Rp3,7–3,8 triliun. Akseleran juga memprediksi sektor yang masih besar kebutuhannya adalah pertambangan, minyak, gas, energi, serta infrastruktur/konstruksi.
Tahun ini, perseroan juga akan fokus untuk terus menyediakan cash flow based lending product seperti invoice/po/inventory financing tanpa agunan fixed asset yang masih banyak dibutuhkan oleh pelaku usaha di Indonesia.
Pada 2023, Akseleran mencatatkan penyaluran pinjaman mencapai Rp2,85 triliun. Angka tersebut sedikit turun dibandingkan penyaluran pada 2022 yakni Rp2,95 triliun. Porsi paling banyak dari penyaluran pinjaman tersebut adalah sektor produktif yang mencapai 95%.