Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mega Syariah menargetkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13,63% pada akhir 2024 atau mencapai Rp11 triliun.
Adapun hingga kuartal I/2024, pencapaian DPK terhadap target 2024 mencapai lebih dari Rp10,6 triliun.
Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo mencatat saat ini porsi dana murah (current account saving account/CASA) terhadap DPK di Bank Mega Syariah sudah 30,97% dari total DPK per Maret 2024.
“Kami akan terus fokus pada strategi dana murah dengan senantiasa meningkatkan minat masyarakat dalam pembukaan tabungan di Bank Mega Syariah, melalui berbagai program menarik di antaranya program Berkah Berlimpah Mega Syariah,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin (29/4/2024)
Yuwono Waluyo berharap program ini dapat menambah minat masyarakat untuk menggunakan produk dan layanan perbankan syariah, khususnya produk dan layanan perbankan dari Bank Mega Syariah.
Selain itu, program ini juga merupakan salah satu strategi Bank Mega Syariah untuk mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) melalui strategi dana murah.
Baca Juga
Berkah Berlimpah Mega Syariah sendiri merupakan program berhadiah berbasis poin yang pemenangnya dipilih berdasarkan mekanisme pemilihan acak yang diperuntukkan bagi nasabah perorangan yang memiliki rekening baik tabungan atau giro dengan akad mudharabah.
Sebagaimana diketahui, penghimpunan DPK pada kuartal II/2024 diperkirakan terus meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sesuai dengan pola historisnya.
Mengutip Survei Perbankan Triwulan I/2024 yang dirilis Bank Indonesia, DPK bakal meningkat terindikasi dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 79,1%, lebih tinggi dibandingkan 16,1% pada kuartal IV/2023
“Peningkatan pertumbuhan DPK diprakirakan terjadi pada jenis instrumen tabungan dan deposito dengan SBT masing-masing sebesar 80,4% dan 78,4%. Di sisi lain, giro diprakirakan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terindikasi dari SBT 13,3%,” tulis BI dalam laporannya, Jumat (26/4/2024)
Pada laporan yang sama, diperkirakan pertumbuhan DPK sampai dengan akhir tahun 2024 masih tinggi. Hal ini tecermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK tahun 2024 yang tercatat positif sebesar 79,1%, tidak setinggi SBT 93,7% pada tahun sebelumnya
Adapun, melansir Analisis Uang Beredar, penghimpunan DPK pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp8.333 triliun, tumbuh 7,4% secara tahunan, lebih tinggi dibanding pertumbuhan Februari yang sebesar 5,4% yoy
Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi sebesar 12,5% yoy dan perorangan 3,3% yoy.
Pada Maret 2024, giro tumbuh 8,6% yoy, setelah Februari tumbuh 6,4% yoy. Tabungan tumbuh sebesar 5,8% yoy setelah tumbuh 4,3% yoy pada bulan sebelumnya.Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 7,8% yoy, setelah Februari 2024 tumbuh 5,5% yoy