Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia mengungkap strategi investasi di tengah suku bunga tinggi.
Direktur Utama Allianz Life Syariah Indonesia Achmad K. Permana mengungkap pihaknya menempatkan investasi pada surat berharga unggulan, baik berupa Surat berharga yang diterbitkan oleh Negara RI (SBN), saham, obligasi korporasi, serta deposito berjangka.
“Kami akan menjaga penempatan aset investasi sesuai strategi perusahaan,” kata Achmad kepada Bisnis, Senin (20/5/2024).
Secara umum, Achmad mengungkap penempatan investasi ditentukan oleh berbagai faktor dan tidak hanya ditentukan oleh suku bunga yang tinggi, tetapi disesuaikan dengan risk appetite dan kesesuaian durasi aset untuk mendukung liabilitas perusahaan baik untuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.
Achmad menambahkan perseroan sendiri memproyeksikan potensi hasil investasi masih akan positif walaupun masih akan ada volatility.
“Kami optimis pada kondisi ekonomi baik global maupun domestik terutama pada paruh semester II tahun 2024. Kami melihat tahun 2024 akan menjadi tahun puncak suku bunga karena inflasi turun dan stabil, suku bunga riil akan naik, sehingga memungkinkan bank-bank sentral menurunkan suku bunga untuk mengelola pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
Baca Juga
Pada pasar domestik, Achmad melihat belanja pemerintah akan lebih tinggi pasca pemilu yang akan mendukung belanja konsumen dan aktivitas ekonomi domestik secara keseluruhan. Lebih lanjut, dia menyebut ada beberapa faktor positif lain yang dapat mendukung pasar saham adalah penurunan suku bunga global di mana dapat memberikan potensi inflow investor asing ke pasar saham domestik, kondisi ekonomi Indonesia yang masih relatif kondusif dan risilien yang masih ditopang oleh konsumsi masyarakat dan arus investasi dalam negeri yang masih berjalan.
“Namun, kami melihat pada 2024 ada beberapa tantangan masih perlu diperhatikan. Seperti meningkatnya tensi geopolitik, kepastian kapan akan diturunkan nya suku bunga Amerika, kekhawatiran volatilitas harga minyak, penurunan pertumbuhan ekonomi global, melebarnya defisit anggaran, volatilitas rupiah melihat situasi eksternal, serta investor yang cenderung wait and see terhadap ekonomi 2024,” katanya.
Namun demikian, dengan menerapkan pendekatan fundamental, strategi yang dinamis dan mengutamakan pengelolaan risiko, pihaknya meyakini dapat memberikan imbal hasil yang baik.
Dia mengatakan Allianz Life Syariah akan terus memonitor perkembangan pasar bursa secara berkala, memitigasi risiko-risiko yang mungkin terjadi ke depan dan terus optimis terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang tingkat inflasinya cukup terjaga, serta pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih positif.
“Keseluruhan penempatan investasi yang disesuaikan dengan strategi dan risk appetite perusahaan tentunya diharapkan memberikan hasil investasi yang optimal bagi perusahaan,” katanya.
Dikutip dari laporan keuangan Allianz Life Syariah pada April 2024, perseroan mencatatkan aset investasi (gabungan) sebanyak Rp2,56 triliun. Perinciannya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebanyak Rp1 triliun, saham syariah Rp1,09 triliun, deposito Rp371,2 miliar, dan sukuk atau obligasi syariah Rp88,2 miliar.