Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Bank Mega Syariah Bidik Segmen Nasabah Tajir

PT Bank Mega Syariah berupaya menyasar segmen priority banking sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan volume Dana Pihak Ketiga (DPK).
Karyawan menghitung uang rupiah usai acara Peresmian Relokasi Bank Mega Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kelapa Gading di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang rupiah usai acara Peresmian Relokasi Bank Mega Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kelapa Gading di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mega Syariah berupaya menyasar segmen priority banking sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan volume Dana Pihak Ketiga (DPK) di tengah tren kenaikan suku bunga acuan.

Direktur Bisnis Bank Mega Syariah Rasmoro Pramono Aji mengatakan relokasi Kantor Cabang Pembantu (KCP) menjadi salah satu upaya dalam mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah sekaligus menggarap potensi nasabah kelas menengah atas.

“Diharapkan kehadiran KCP Kelapa Gading sebagai salah satu cabang priority banking dapat meningkatkan pertumbuhan volume DPK dari sisi ritel, katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (11/6/2024).

Sebagai upaya mendukung layanan yang optimal bagi nasabah prioritas, kata Rasmoro, KCP Kelapa Gading dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti lounge atau ruang khusus hingga layanan eksklusif lainnya, seperti fasilitas safe deposit box, CT Corp lifestyle privileges dan lainnya. 

Di samping itu, pihaknya juga akan meningkatkan pertumbuhan bisnis priority banking melalui produk-produk berbasis fee seperti wealth management.

Tercatat per Mei 2024, total kelolaan DPK Bank Mega Syariah tumbuh 6,67% menjadi lebih dari Rp10 triliun dibandingkan posisi akhir Desember 2023.

Sejalan dengan pertumbuhan DPK, pada periode yang sama, total CASA juga meningkat 3,60% menjadi lebih dari Rp2,9  triliun. Sementara, porsi CASA terhadap DPK di Mei 2024 tercatat 28,90%. 

“Ini lebih baik dari Mei 2023 yang berada di posisi 27,11%,” ungkapnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, DPK pada April 2024 tercatat tumbuh 8,21% yoy menjadi Rp8.653 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya tumbuh 6,82%, dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 11,81% yoy. 

Sebagaimana diketahui, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga melaporkan nominal tabungan masyarakat bawah dan nasabah kaya atau tajir bergerak berlawanan arah. Tren tabungan masyarakat di bawah Rp100 juta melambat, sementara simpanan nasabah kaya kian tumbuh.  

Per April 2024 untuk tabungan masyarakat di bawah Rp100 juta mengalami tren perlambatan, yakni hanya tumbuh 4,06% secara tahunan. Angka ini susut dari bulan sebelumnya, yakni Maret 2024 sebesar 7,3%.  

Sebaliknya, kelompok dengan tabungan di atas Rp2 miliar tumbuh makin kencang menjadi 10,11% yoy, naik dari bulan sebelumnya yaitu 8,76%. 

Adapun, melansir Data Distribusi LPS April 2024, tiering simpanan di atas Rp5 miliar menjadi simpanan dengan nominal terbesar yakni mencapai Rp4.691 triliun atau setara dengan 53,9% dari total simpanan senilai Rp8.703 triliun.  

Lalu, nominal simpanan terbesar kedua jatuh pada simpanan di bawah Rp100 juta yang mencapai Rp1.054 atau 12,1% dari total simpanan per April 2024. Adapun, secara bulanan turun 0,7% MoM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper