Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AAUI Ungkap Penyebab Klaim Asuransi Kredit Membengkak pada Kuartal I/2024

Pada kuartal I/2024 klaim asuransi kredit meningkat 35,5% yoy mencapai Rp3,97 triliun dari sebelumnya Rp2,93 triliun.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengungkap penyebab naiknya klaim asuransi kredit pada kuartal I/2024. Adapun berdasarkan data AAUI pada periode tersebut klaim asuransi kredit meningkat 35,5% secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp3,97 triliun dari sebelumnya Rp2,93 triliun pada kuartal I/2023. 

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan bahwa pihaknya belum bisa merinci detail terkait dengan penyebab naiknya klaim asuransi kredit pada periode tersebut. 

“Namun rata-rata karena kematian di atas usia 65 tahun. Ada yang dari KUR [Kredit Usaha Rakyat], tapi itu kebanyakan polis-polis yang masih berjalan ya,” kata Budi saat dihubungi Bisnis, Kamis (27/6/2024). 

Namun demikian, Budi menyebut bahwa klaim dari asuransi kredit non-KUR pun ada. Biasanya ini merupakan asuransi kredit dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang berada di daerah-daerah.

Sementara itu, terkait premi yang juga turut naik, Budi menyebut bahwa hal tersebut disebabkan karena pencatatan-pencatatan yang terlambat.

Menurutnya premi yang dicatat pada kuartal I/2024 belum tentu merupakan penutupan baru, kemungkinan yang di underwriting pada 2023. Oleh sebab itu, ada peningkatan premi pada kuartal I/2024 meskipun ada pembatasan pinjaman KUR oleh Pemerintah pada tahun ini. 

“Kalau dari saya [melihatnya] belum kelihatan faktual realnya belum ketahuan, tapi kami coba analisa karena ada pencatatan yang terlambat, pembukuan yang terlambat, penutupan tahun lalu yang baru dibukukan pada 2024,” ungkap Budi. 

Adapun menurut data AAUI, klaim asuransi kredit mendominasi total klaim industri asuransi umum. Klaim asuransi kredit mencapai 34,38% dari total klaim dibayar asuransi umum yang mencapai Rp11,56 triliun pada kuartal I/2024. 

Pada posisi kedua klaim terbanyak adalah lini bisnis asuransi kendaraan yang mencapai Rp2,02 triliun pada kuartal I/2024, di mana naik 17,5% yoy dibandingkan dengan Rp1,72 triliun pada kuartal I/2023. 

Klaim tersebut mencakup 17,5% yoy dari total klaim yang dibayar pada periode tersebut. Selain asuransi kredit dan kendaraan, asuransi kesehatan dan properti juga mencatat klaim terbanyak masing-masing Rp1,74 triliun dan Rp1,66 triliun. Untuk asuransi kesehatan angkanya naik 9,3% yoy dari sebelumnya Rp1,59 triliun. 

Sementara asuransi properti angkanya justru turun sebanyak 10,2% yoy dari sebelumnya Rp1,85 triliun pada kuartal I/2023.  

Secara keseluruhan, klaim dibayar asuransi umum naik sebanyak 16,9% yoy menjadi total Rp11,56 triliun pada kuartal I/2024 dari sebelumnya Rp9,8 triliun pada kuartal I/2023.

Dari sisi premi, lini bisnis asuransi kredit justru menunjukan pertumbuhan mencapai 19,3% yoy menjadi Rp4,94 triliun dari sebelumnya Rp4,14 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper