Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. alias BTN (BBTN) berharap agar organisasi keagamaan Muhammadiyah dapat masuk menjadi pemegang saham di BTN Syariah.
Direktur Utama BTN Nixon L. P. Napitupulu mulanya menjelaskan bahwa proses pemisahan atau spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) BTN menjadi bank umum syariah (BUS) ditargetkan rampung pada pertengahan 2025. Dia menyinggung keterlibatan Muhammadiyah dalam proses tersebut.
“Kita berharap bisa menggandeng [Muhammadiyah] masuk. Kita penginnya malah ikut memiliki [saham],” katanya kepada wartawan di Menara BTN, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2024).
Terkait potensi Muhammadiyah menjadi pemilik saham minoritas, dia menyebut bahwa persoalan tersebut dapat didiskusikan lebih lanjut.
Nixon lantas mengungkapkan bahwa pihaknya memerlukan keterlibatan Muhammadiyah dalam roda bisnis BTN Syariah ke depan. Alasan utamanya berkaitan dengan reputasi ormas Islam terbesar kedua di Tanah Air itu.
“Kenapa kita perlu? Karena memang kita perlu ada ormas Islam besar, reputable, baik dan bisa juga memiliki ekosistem bisnis yang saling menguntungkan,” sambungnya.
Baca Juga
Dia mencontohkan, dengan Muhammadiyah yang identik dengan bidang pendidikan, maka masyarakat yang berprofesi sebagai guru dapat mengakses layanan seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Layanan inilah yang kemudian dapat disediakan oleh BTN Syariah. “Karena guru-guru kan butuh KPR banyak banget,” tandas Nixon.
Berdasarkan catatan Bisnis, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah secara gamblang mengatakan ingin memiliki bank. Ormas Islam berlambang matahari itu juga sempat membuat geger dengan menarik dana simpanannya dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) ke bank syariah lain beberapa waktu lalu.
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas sebelumnya mengatakan bahwa wacana pengembangan bank milik Muhammadiyah telah sejak lama berkembang di kalangan anggota dan pimpinan Muhammadiyah.
"Itu bukanlah merupakan ide dan gagasan baru, tapi ide itu sudah lama," kata Anwar kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu (3/7/2024).