Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp1,06 triliun pada 2024, sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,08 triliun. Penurunan laba bersih ini seiring dengan penurunan pendapatan dari jual beli murabahah menjadi Rp4,81 triliun dari Rp5,29 triliun pada 2023.
Dikutip dari laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, Senin (17/2/2025), BTPN Syariah mencatat pendapatan operasional bersih sebesar Rp1,35 triliun, turun tipis dari Rp1,37 triliun pada tahun sebelumnya. Beban operasional lainnya mencapai Rp3,58 triliun, termasuk beban tenaga kerja sebesar Rp1,46 triliun dan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp1,35 triliun.
Dari sisi arus kas, perusahaan mencatat arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp1,84 triliun, meningkat dari Rp1,77 triliun pada 2023. Peningkatan ini didorong oleh penerimaan pendapatan dari pengelolaan dana yang mencapai Rp5,38 triliun serta penurunan piutang murabahah sebesar Rp1,72 triliun.
Namun, arus kas dari aktivitas investasi mencatat angka negatif Rp2,12 triliun akibat pembelian surat berharga senilai Rp7,59 triliun dan aset tetap Rp81 miliar. Meski demikian, kerugian surat berharga ini membaik dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami -Rp10,61 tiliun. Sementara itu, dari aktivitas pendanaan, bank menerbitkan surat berharga senilai Rp200 miliar dan membayar dividen sebesar Rp525,2 miliar, menghasilkan arus kas negatif Rp340 miliar.
Secara keseluruhan, BTPN Syariah mencatat penurunan kas dan setara kas menjadi Rp3,64 triliun dari Rp4,26 triliun pada 2023.
Sementara itu dalam keterangan tertulisnya, Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad menyebut pada tahun lalu penyaluran pembiayaan mencapai Rp10,2 triliun. Sementara, rasio keuangan untuk Return on Asset (RoA) 6,3%.
Baca Juga
"Rasio kecukupan modal (CAR) 53,2% atau jauh di atas rata-rata industri sehingga ketahanan BTPN Syariah sangat terjaga," katanya.
Fachmy menyebut kemampuan perusahaan menjaga kinerja tidak lepas dari strategi melayani masyarakat inklusi. Pihaknya bahkan memperkuat komitmen ini di seluruh lini operasional dengan memberikan pendampingan intensif serta apresiasi bagi nasabah yang konsisten dalam menerapkan perilaku unggul.
"Upaya kami membangun perilaku unggul adalah kunci bagi nasabah pembiayaan dapat bertahan dalam situasi apapapun,” jelasnya.