Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modal Rakyat Targetkan Pendanaan ke UMKM Rp600 Miliar pada 2025

Perusahaan penyelenggara P2P lending, PT Modal Rakyat Indonesia atau Modal Rakyat menargetkan pembiayaan ke sektor UMKM mencapai Rp600 miliar pada 2025.
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan penyelenggara peer-to-peer (P2P) lending, PT Modal Rakyat Indonesia atau Modal Rakyat menargetkan pembiayaan ke sektor UMKM mencapai Rp600 miliar pada 2025.

Christian Hanggra, Direktur Utama Modal Rakyat mengatakan target tersebut tidak jauh berbeda dengan realisasi pembiayaan yang disalurkan Modal Rakyat pada tahun lalu.

"Pendanaan ke UMKM tahun 2024 Rp600 miliar lebih. Target di 2025 masih sama, karena Modal Rakyat lebih mementingkan kualitas borrower untuk menghasilkan revenue yang lebih besar dan resiko lebih rendah. Salah satu caranya dengan analisis kredit dan diversifikasi bisnis multiguna," kata Christian kepada Bisnis, Kamis (20/2/2025).

Christian menjelaskan tantangan pemberian pinjaman ke segmen UMKM tergantung dari kelas usahanya. Menurutnya, Modal Rakyat punya pendekatan tersendiri untuk setiap kelas usaha dalam kategori UMKM.

"Tapi kalau secara general, lebih ke karakter borrower yang bisa melunasi pinjaman sesuai waktunya, atau penilaian komitmen borrower. Maka itu kita menyambut positif atas kebijakan SLIK OJK untuk mitigasi dan penilaian risiko borrower," ujarnya.

Christian melanjutkan, pada 2025 ada kecenderungan tren pertumbuhan pembiayaan P2P lending ke segmen UMKM akan melambat. Hal ini menurutnya juga akan sama dirasakan dari institusi bank yang mendanai sektor ini.

Hal tersebut menurutnya disebabkan oleh lembaga pembiayaan yang akan lebih berhati-hati dan akan lebih konservatif menetapkan target pembiayaan UMKM pada tahun ini. Selaras dengan hal itu, lembaga pembiayaan baik bank maupun nonbank akan menetapkan persyaratan yang ketat untuk pinjaman produktif ke UMKM

"Karena borrower yang bagus ini memang enggak banyak. Faktor lainnya juga karena bunga acuan juga masih tinggi 5,75% Bank Indonesia dan kondisi market global yang kurang baik," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper