Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia pada Mei lalu memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI atau BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,50%.
Simon Imanto, Ketua Bidang Permodalan, Investasi dan Pajak AAJI berharap pemangkasan BI rate tersebut dapat mendorong kinerja pasar modal sehingga kinerja hasil investasi industri asuransi jiwa dapat terdorong.
"Yang cukup positif adalah BI rate dipertahankan. Dengan BI rate dipertahankan harapannya semua industri bergerak dan bisa menimbulkan satu pergerakan juga di pasar modal," kata Simon saat ditemui di Kantor AAJI Jakarta beberapa waktu lalu, dikutip Selasa (10/6/2025).
Berdasarkan data AAJI, hasil investasi asuransi jiwa per kuartal I/2025 hanya mencapai Rp340 miliar, sedangkan pada kuartal I/2024 hasil investasi asuransi jiwa tercatat sebesar Rp12,32 triliun.
Adapun portofolio investasi asuransi jiwa per kuartal I/2025 mayoritas pada Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai Rp214,23 triliun, tumbuh 12,9% YoY. Porsi terbesar kedua adalah pada saham dengan nilai Rp119,79 triliun, turun 19% YoY. Secara keseluruhan, total investasi industri asuransi jiwa turun 0,4% YoY menjadi Rp541 triliun.
Simon mengatakan, penempatan investasi asuransi jiwa khususnya untuk produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit linked mayoritas ditempatkan ke instrumen pendapatan tetap atau fixed income.
Baca Juga
"Kalaupun untuk saham ini menuju [tergantung] indeks harga saham yang tidak bisa langsung terprediksi dengan jelas. Kami berharap semua berjalan dengan baik," jelas dia.
Meski hasil investasi industri asuransi jiwa per kuartal I/2025 terkoreksi cukup dalam, Simon melihat tetap saja hasilnya positif. Apalagi industri telah melewati gejolak pasar saham yang terjadi sepanjang 2024.
Untuk sisa tahun ini, AAJI tetap optimistis melihat prospek investasi asurasi jiwa. Selain faktor kebijakan BI, dari industri juga terus melakukan pengembangan dan inovasi produk mereka.
"Kuartal I kami pertahankan [tetap positif]. Masalah makro, BI rate tetap dijaga. Semua industri kita ingin ada pertumbuhan. Pertumbuhan juga dengan produk-produk yang kami pasarkan, secara industri pasti diminati khususnya produk-produk kesehatan kan masih berjalan," pungkasnya.