Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa layanan perbankan berbasis transaksi (transaction banking) menjadi pilar dalam menjaring dana murah secara konsisten.
Untuk itu, perseroan mengandalkan berbagai platform seperti aplikasi perbankan BRImo hingga perluasan agen layanan keuangan tanpa kantor yakni Agen BRILink.
“Hingga akhir kuartal I/2025, BRI mampu menghimpun DPK sebesar Rp1.421,60 triliun. Dana murah mendominasi penghimpunan DPK BRI dengan proporsi mencapai 65,77% dari total DPK atau setara dengan Rp934,95 triliun,” katanya, Rabu (28/5/2025).
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa naik turunnya penghimpunan DPK bank pada awal tahun ini dipengaruhi sejumlah faktor.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa hal tersebut mencakup realisasi anggaran pemerintah, kebutuhan perusahaan untuk membayar tunjangan hari raya (THR) dan dividen, serta minat konsumsi masyarakat.
"Selanjutnya, volatilitas pasar keuangan yang cukup tinggi serta kondisi ekonomi global yang belum stabil menjadikan masyarakat utamanya perorangan berperilaku cenderung konservatif dan memilih untuk menyimpan dana dan berinvestasi pada instrumen yang berisiko rendah, seperti emas dan SBN," kata Dian dalam paparannya, dikutip Rabu (14/5/2025).