Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. menahan ekspansi bisnis tahun ini dan fokus membenahi internal perseroan.
Chief Executive Officer Bank Muamalat Achmad Kusna Permana mengatakan, ada 3 strategi yang disiapkan pihaknya tahun ini.
Pertama adalah memperkuat permodalan. Kedua, mengoptimalkan produk dan sumberdaya manusia yang dimiliki. Ketiga, fokus memperkuat posisi Bank Muamalat sebagai bank berbasis Islami.
"Kami akan fokus segmen islami seperti haji dan umroh. Itu jadi fokus. Kami akan gunakan kekuatan Muamlat di sektor itu," katanya di Jakarta, Senin (12/3).
Permana menjelaskan, untuk investasi digital dan ekspansi kredit belum menjadi prioritas perseroan tahun ini. Sebab, dari sisi permodalan belum memadai.
Bank Muamalat juga akan berupaya menjaga rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) tetap di kisaran 4,57%. Menurutnya, NPF Bank Muamalat terhitung tinggi karena selama 4 tahun terakhir tak melakukan ekspansi pembiayaan akibat seretnya modal.
Baca Juga
"Nanti kalau kapital masuk kami akan rapikan lagi," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia berharap dengan adanya investor yang masuk tahun ini maka permodalan Bank Muamalat akan meningkat sehingga bisa berekspansi dan otomatis NPF akan turun.
Dari sisi likuiditas, Financing to Deposit Ratio (FDR) perseroan tercatat sebesar 86,14%. Kondisi tersebut membaik dari tahun sebelumnya yang sebesar 96,47%.
Dari sisi rasio kecukupan pemenuhan modal minimum (CAR) Bank Muamalat juga tercatat 11,58% per September 2017. NPF gross tercatat pada level 4,54% dan NPF net tercatat 3,07%.
Hingga saat ini Bank Muamalat Indonesia masih dimiliki oleh pemegang saham pengendali dari Islamic Development Bank atau IDB (32,74%), Boubyan Bank, Kuwait (22,0%), Atwill Holdings Limited, Saudi Arabia (17,91) dan National Bank of Kuwait (8,45%).