Bisnis.com, JAKARTA - Simpanan jumbo di bank terus menurun sejak tiga bulan terakhir pada 2020. Penurunan tersebut disebabkan belanja pemerintah dan korporasi yang umumnya lebih besar pada akhir tahun.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat per Oktober 2020, simpanan dengan tiering di atas Rp5 miliar mengalami penurunan 1,1 persen atau 37 triliun menjadi Rp3.272 triliun, dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Penurunan berlanjut pada November 2020, simpanan dengan tiering di atas Rp5 miliar turun 0,7 persen atau Rp23 triliun menjadi Rp3.249 triliun, dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Terbaru, simpanan dengan tiering di atas Rp5 miliar per Desember 2020 menjadi sebesar Rp3.207 triliun. Jumlah tersebut turun Rp42 triliun atau 1,3 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Simpanan dengan tiering di atas Rp5 miliar menjadi porsi terbesar yakni 47,6 persen terhadap total simpanan sebesar Rp6.737 triliun. Adapun nominal simpanan dari 109 bank umum mengalami kenaikan 0,53 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih menyebutkan meski simpanan dengan tiering di atas Rp5 miliar terpantau mengalami penurunan sebesar -1,32 persen, tetapi secara tahunan tumbuh 14,19 persen yoy menjadi Rp3.207 triliun. Adapun simpanan dengan tiering di bawah Rp100 juta mengalami peningkatan sebesar 2,76 persen mom atau 8,06 persen yoy menjadi Rp954 triliun.
"Data pergerakan simpanan bulan Desember mengindikasikan bahwa penyebaran dana simpanan di perbankan khususnya pada simpanan dengan saldo di bawah Rp5 miliar telah merata. Adanya penurunan pertumbuhan bulanan pada simpanan tiering besar ini mengikuti pola seasonal di mana pengeluaran pemerintah dan korporasi cenderung lebih besar pada akhir tahun," terangnya melalui siaran pers, Kamis (4/2/2021).
Terpisah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan secara persentase dana pihak ketiga (DPK) masih terus tumbuh di tengah pandemi. Penurunan hanya terjadi pada kelompok DPK di atas Rp5 miliar yang umumnya bukan milik perorangan tetapi milik korporasi.
Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan belanja korporasi baik untuk operasi usaha atau juga untuk pembayaran kewajiban korporasi seperti pembayaran utang dan pajak.
"Selain itu ada juga yang disebabkan oleh peningkatan pengeluaran belanja pemerintah yang umumnya meningkat di akhir tahun," katanya.