Bisnis.com, JAKARTA - Para platform teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending mulai saling unjuk gigi menunjukkan diferensiasi masing-masing di tengah persaingan yang makin ketat.
Bernard Arifin, selaku Chief Operating Officer PT Lunaria Annua Teknologi atau KoinWorks, membenarkan bahwa kini setiap platform tak bisa sekadar menjalankan bisnis P2P, harus mulai memikirkan ciri khas atau keunggulan tertentu, sehingga mampu bersaing dan menjaga eksistensi.
"Pada dasarnya sebagai pelaku industri inovasi keuangan digital, berhenti berinovasi tentunya tidak ada di kamus para pemain. Apalagi, di era dengan kemajuan teknologi di mana kebutuhan pengguna pun terus berubah secara dinamis, termasuk dalam hal kegiatan keuangannya," ujarnya, Kamis (18/3/2021).
Tak terkecuali bagi KoinWorks yang mem-branding dirinya sebagai Super Financial Apps. Bernard menjelaskan bahwa fokus bisnis pihaknya kini bukan hanya kepada produk KoinP2P, namun juga produk-produk lainnya, terutama berkaitan dengan diversifikasi investasi.
KoinWorks optimistis langkah membawa keseimbangan di berbagai produk, mampu mewujudkan targetnya terus mendekati Break-Even Point (BEP) atau 'cuan' untuk pertama kalinya pada kinerja periode 2021.
"Menambah dan menyajikan inovasi nilai tambah kepada pengguna tidak hanya dengan tujuan untuk menjaga loyalitas pengguna, tetapi juga merupakan salah satu langkah bagi kami para pelaku industri ini, untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan," tambahnya.
Baca Juga
Bernard menjelaskan bahwa posisi KoinWorks saat ini tercatat sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) klaster Agregator yang sekaligus memiliki izin sebagai platform P2P melalui brand produk KoinP2P.
Oleh sebab itu, memperkuat ekosistem Super Financial App merupakan kunci, di mana seluruh produk yang hadir, baik untuk diversifikasi aset investasi maupun pinjaman bisnis untuk UKM, semuanya dirancang bersifat saling melengkapi.
"Sebagai contoh, pelaku UKM Digital tidak hanya dapat bergabung menjadi pengguna KoinWorks untuk mendapatkan alternatif pembiayaan bisnis melalui KoinBisnis atau KoinInvoice, tetapi juga dapat memanfaatkan profit bisnisnya untuk disalurkan ke instrumen diversifikasi aset dalam platform KoinWorks," jelasnya.
Saat ini, KoinWorks masih mengakomodasi peminjam dana (borrower) menggunakan fitur investasi dalam platform, bahkan memutar asetnya sebagai pendana (lender).
Seperti pendanaan P2P otomatis dengan hasil terprediksi melalui KoinRobo, atau melalui investasi emas lewat KoinGold besutan IndoGold x KoinWorks, serta surat utang negara lewat KoinBond.
Sekadar informasi, KoinWorks merupakan salah satu dari tiga platform P2P yang berhasil menjadi mitra distribusi (Midis) surat berharga terbitan pemerintah, di samping Investree dan Modalku. "Selain itu, untuk mendukung kinerja bisnis melalui pemenuhan kesejahteraan karyawannya, pelaku bisnis dapat bermitra dengan KoinWorks untuk memberikan solusi keuangan melalui KoinGaji," tambahnya.
Bernard meyakini platform yang terus berinovasi melengkapi fitur pendukung ekosistem keuangannya, bakal berpengaruh pula untuk ikut mendongkrak sisi lini bisnis P2P di produk KoinP2P KoinWorks.
Terkini, pengguna KoinWorks telah mencapai lebih dari 625.000 user, total asset under management Rp608,45 miliar, sementara lini bisnis penyaluran pinjaman mencapai Rp3,64 triliun sejak berdiri sampai Januari 2021, dan pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) bertahan sebesar 1,06 persen.
"Terkait efek, KoinWorks melihat perkembangan inovasi di industri P2P akan meningkatkan daya saing pelaku di industri ini, dan hanya mereka yang memegang teguh prinsip inovasi juga responsible lending yang dapat terus beradaptasi untuk melayani pasar pembiayaan di Indonesia," tutupnya.