Bisnis.com, JAKARTA - PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha mengungkapkan segmen peminjam dana (borrower) UMKM di pedesaan membutuhkan layanan digital yang memungkinkan menekan biaya operasional.
Founder dan CEO Amartha sekaligus Juru Bicara Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Andi Taufan Garuda Putra mengatakan kesulitan akses di desa bukan hanya dari segi permodalan, tappi juga dari segi akses supply chain.
Oleh karena itu, upaya meringankan biaya logistik pada akhirnya akan mampu membantu menurunkan cost operasional. Hal ini bukan hanya dialami oleh UMKM di sektor perdagangan, tapi juga agrikultur, perikanan dan sektor padat karya lalinnya.
"Para borrower pedesaan itu bukan cuma butuh modal, mereka juga butuh layanan bagaimana belanja borongan dan logistiknya lebih murah, perlu juga ada mengenal financial planning. Jadi kalau suatu P2P mau memperluas basis layanan [selain P2P], peluangnya itu banyak sekali," ujarnya kepada Bisnis, Senin (22/3/2021).
Berdasarkan pengalaman Amartha yang memang fokus menyalurkan pinjaman ke pedesaan, para pengusaha mikro dan kecil di pedesaan sebenarnya tangguh, fleksibel, dan punya potensi besar untuk naik kelas.
"Jadi 2021 memang waktu yang tepat bagi platform P2P untuk melihat inovasi apa saja yang bisa menimbulkan dampak nyata buat para pengguna. Amartha menargetkan hal ini sampai 10 tahun ke depan. Dalam waktu dekat lebih ke adopsi dan pilot project dulu di suatu daerah, setelah itu kita scale up dan baru bisa kita terapkan ke seluruh daerah cakupan," tambahnya.
Baca Juga
Terkini, Amartha tercatat telah menyalurkan Rp3,34 triliun sejak berdiri, kepada 632.064 borrower pengusaha mikro, dengan tingkat keberhasilan pinjaman 90 hari (TKB90) di 94.65 persen. Pada periode 2021 ini, Amartha masih fokus menyalurkan pinjaman kepada perempuan pengusaha mikro pedesaan lewat dukungan dari Lendable Inc, selaku pendana institusi (superlender).
Perusahaan investasi asal AS ini akan menyalurkan modal usaha senilai USD50 juta atau Rp696 miliar, kepada para peminjam dana (borrower) Amartha.
Lewat dukungan ini, Amartha menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang menerima dana 2X Challenge, salah satu kampanye lembaga keuangan dunia untuk menyalurkan pembiayaan kepada pelaku usaha wanita di seluruh dunia.