Bisnis.com, JAKARTA – Arah pergerakan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) diperkirakan masih prospektif seiring dengan kemampuan perseroan menjaga kinerja fungsi intermediasi tengah tahun ini.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pencapaian emiten berkode BBNI ini dapat dikatakan baik sepanjang paruh pertama tahun ini, meski masih berada di bawah dari bank-bank pelat merah lainnya.
"Kinerja BBNI masih dapat bertahan di tengah persaingan yang ada dan di tengah kondisi pandemi covid saat ini, dan akan menjadi sentimen positif bagi perseroan," sebutnya, Senin (16/8/2021).
Berdasarkan data RTI pada penutupan perdagangan Senin (16/8/2021), harga BBNI ada di level 5.150, atau berada dalam tren apresiasi dalam 1 bulan terkahir sebesar 9,11 persen. Kendati demikian, masih lebih rendah 16,60 persen dari posisi awal tahun ini.
Reza menuturkan upaya restrukturisasi kredit yang dilakukan sebelumnya berimbas pada peningkatan kinerja dan saat ini upaya tersebut telah turun yang menandakan kualitas penanganan kredit BBNI kian membaik.
Pada akhir Juni 2021 nilainya Rp 81,75 triliun, lebih rendah dari posisi Desember 2020 yang mencapai Rp 102,38 triliun.
Baca Juga
"Ke depan, dengan rencana ekspansi BBNI dan dalam menghadapi era digitalisasi di industri perbankan diharapkan dapat membuat kinerja BBNI dapat lebih membaik," sebutnya.
Reza menambahkan BNI saat ini pun sudah memiliki sistem Open API, dan juga memiliki Layanan Cash Management melalui BNI Direct.
Perseroan pun memiliki produk Financial Supply Chain Management yang sama-sama dapat digunakan untuk melayani nasabah perusahaan, bisnis, fintech dan e-commerce.
"Layanan digital unggulan ini banyak disukai karena memberikan manfaat pengelolaan keuangan yang lengkap, mulai dari payment management, collection management, liquidity management, hingga penyajian informasi rekening, dan pelaporan," sebutnya.
Reza pun menggarisbawahi ragam manfaat tersebut menjadi pendorong pertumbuhan jumlah pengguna sebesar 16,4 persen secara tahunan atau sebanyak 68.229 perusahaan pada Juni 2021.
Nilai transaksinya meningkat 10,8 persen secara tahunan atau senilai Rp2.030 triliun. Jumlah transaksi juga tumbuh 175,6 persen secara tahunan menjadi sebanyak 214 juta transaksi.