Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) berupaya memanfaatkan tren moncernya periode 2021 untuk terus berekspansi.
Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengakui, bahwa pandemi Covid-19 memang sempat memukul kinerja peminjam (borrower) incarannya, yaitu pelaku usaha mikro wanita di pedesaan.
Namun, mulai periode 2021, platform menunjukkan performa keuangan yang stabil dan terjaga, ditopang beberapa strategi dan upaya untuk memulihkan kembali kondisi usaha para borrower tersebut.
"Maka, Amartha menargetkan untuk membina satu juta borrower pada akhir periode 2021 ini. Kami pun optimistis untuk menyalurkan pendanaan lebih banyak ke luar pulau Jawa," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (8/10/2021).
Sekadar informasi, secara total, Amartha telah menyalurkan pendanaan hingga Rp4,6 triliun sejak berdiri dan membina lebih dari 826 ribu mitra perempuan pengusaha mikro di 18.900 desa di berbagai wilayah Indonesia.
Taufan mengungkap salah satu strategi yang terbukti efektif membuat platform mampu mempertahankan performa yang stabil, yaitu menjaga kualitas pinjaman dengan mengoptimalkan penggunaan machine learning dalam menganalisa dan menentukan credit scoring, sehingga risiko gagal bayar dapat diminimalisir.
Selain itu, Amartha mengombinasikan sistem hybrid dalam operasional bisnis. Dengan kata lain, menggunakan sistem online dan offline secara bersamaan.
"Sistem offline digunakan saat memonitor perkembangan usaha para mitra dengan mengerahkan sekitar 3.000 tenaga lapangan di 430 poin Amartha di Indonesia yang juga bertanggung jawab untuk menyediakan layanan keuangan. Kombinasi ini terbukti efektif menjaga kualitas pinjaman, sekaligus memperbesar layanan keuangan bagi pelaku usaha perempuan di pedesaan," tutupnya.