Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) membukukan laba bersih sebesar Rp2,26 triliun hingga kuartal III/2021, atau naik sebesar 37,01 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Meskipun BSI baru saja melakukan merger 8 bulan yang lalu, tepatnya 1 Februari 2021, Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan bahwa BSI terus berupaya untuk melakukan transformasi dengan fokus pada value creation.
Alhasil, BRIS mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 37,01 persen dari Rp1,65 triliun September 2020 menjadi Rp2,26 triliun pada periode yang sama di tahun ini.
“Ini sudah lebih besar daripada pencapaian bank legacy di akhir tahun kemarin,” kata Cahyo dalam konferensi pers virtual BSI Kinerja Triwulan III 2021, Kamis (28/10/2021).
Cahyo melanjutkan, pencapaian laba tersebut disumbang dari neraca, baik dari sisi aset maupun lialibilitas yang bukan hanya menunjukkan pertumbuhan yang baik, melainkan juga menunjukkan kualitas yang semakin baik.
Adapun dari sisi aset, secara total BSI tumbuh 10,15 persen yoy mencapai 251,05 triliun pada September 2021 yang sebelumnya mencapai Rp227,92 triliun pada periode yang sama.
Baca Juga
Pembiayaan juga tumbuh sebesar 7,38 persen year on year, dari Rp152,09 triliun menjadi Rp163,32 triliun. “Ini rasanya jauh di atas rata-rata industri perbankan,” sambungnya.
Sementara, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9,32 persen yoy mencapai Rp219,19 triliun yang sebelumnya Rp200,50 triliun.
“Ini menggambarkan bahwa bank ini bukan hanya ingin tumbuh, tapi juga melahirkan pertumbuhan yang sehat dan sustain,” ujarnya.
Menurut Cahyo, pertumbuhan tersebut memungkinkan BSI bukan hanya mencetak laba bersih yang baik, melainkan juga meningkatkan cadangan.
“[Ini] menggambarkan bahwa pertumbuhan profit tetap diiringi dengan sikap konservatif untuk membentuk cadangan untuk mengantisipasi potensi-potensi yang mungkin masih akan terjadi di masa yang akan datang, termasuk situasi pandemi yang memang meskipun mengalami perbaikan tapi kita tetap harus waspada,” ujarnya
Dari sisi profitability, BRIS mencatatkan return on equity (ROE) yang tumbuh mencapai 13,82 persen yoy atau meningkat 240 basis point (bp) dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sama halnya dengan return on asset (ROA) yang tumbuh 1,70 persen atau 28 bp pada September 2021. Sementara dari sisi capital adequacy ratio (CAR) juga mengalami pertumbuhan mencapai 22,75 persen.
Cahyo mengungkapkan, pertumbuhan tersebut disokong dengan hasil merger yang menghasilkan efisiensi bank yang lebih baik.
“Kami sangat optimis. Insya Allah, hingga akhir tahun 2021 kita akan terus berupaya mentransformasi bank agar terus melakukan perbaikan penyempurnaan konsolidasi, sehingga kinerja BSI dapat terus tumbuh dengan sehat dan sustain seiring menyatunya internal, khususnya di Bank Syariah Indonesia,” tutupnya.