Bisnis.com, JAKARTA - Survei DSinnovative bertajuk Fintech Report 2021 'The Convergence of (Digital) Financial Services' mengungkap awareness masyarakat terhadap platform fintech di bidang investasi alias wealth management (wealth-tech) semakin tinggi.
Riset yang disponsori Kredivo dan Traveloka ini menggambarkan dari total 1.500 responden yang disurvei, sebanyak 647 orang (44 persen) tampak telah memiliki awareness soal platform investasi online, bahkan 329 orang pernah menjadi pengguna beberapa di antara para platform tersebut.
Apabila dibandingkan dengan klaster fintech lain, pamor para fintech berlisensi agen penjual efek reksa dana (APERD) atau agen perantara pedagang efek (APPE) ini pun hanya kalah dari fintech penyelenggara e-money atau dompet digital (80 persen), paylater (68 persen), dan pinjaman online konsumtif (53,1 persen).
Apabila dilihat dari total awareness tiap platform, Bibit atau bibit.id besutan PT Bibit Tumbuh Bersama tampak mampu mempertahankan peringkat teratas di survei serupa selama beberapa tahun terakhir, dan sampai saat ini tercatat dikenal 84,2 persen responden.
Dari sisi top of mind alias responden sendiri yang menyebut nama platform, Bibit juga menjadi yang paling sering disebut, tepatnya oleh 41,4 persen dari total responden.
Baca Juga
Menyusul di peringkat kedua, platform Ajaib perusahaan sekuritas PT Ajaib Sekuritas Asia dan agen penjual efek reksa dana PT Takjub Teknologi Indonesia juga mencatatkan persentase tinggi dari sisi awareness maupun top of mind para responden, masing-masing 69,2 persen dan 11,3 persen.
Tak heran, platform dengan logo khas 'lampu ajaib' di cerita Aladdin ini mampu merangsek ke papan atas mengungguli beberapa kompetitor yang mengalahkannya di tahun lalu, karena akhir-akhir ini terkenal sebagai fintech di bidang investasi pertama yang menembus valuasi unikorn di Indonesia dan Asia Tenggara.
Platform lain yang mampu menjangkau total awareness hampir separuh dari para responden, yaitu Pluang dan Bareksa, masing-masing di 44,4 persen dan 44 persen. Namun, secara top of mind, Bareksa lebih unggul karena berhasil disebut oleh 4 persen dari total responden, sementara Pluang hanya 1,4 persen.
Beberapa platform lain yang bisa mendapatkan awareness signifikan, antara lain E-mas dan Tanamduit di kisaran 20 persen lebih, kemudian Stockbit di 17,9 persen. Lainnya, seperti Kelola, Raiz Invest, bmoney, Treasury, Invisee, Fundtastic, dan Halofina baru dikenal segelintir responden.
Adapun, apabila dilihat dari sisi responden yang memiliki pengalaman menjadi pengguna wealth-tech, peringkatnya tak jauh berbeda. Sekitar 67,5 persen pernah menggunakan Bibit, sementara Ajaib dan Pluang masing-masing 34 persen dan 20,4 persen dari total responden yang pernah menggunakan wealth-tech.
Menyusul di papan tengah, yaitu Bareksa (19,5 persen), E-mas (12,8 persen), Stockbit (7,6 persen), Raiz Invest (5,8 persen), dan Tanamduit (4,9 persen.
Terakhir, dari sisi kebiasaan pengguna di tiap platform, hanya Ajaib yang kebanyakan penggunanya membuka platform setiap hari, didorong transaksi investasi instrumen saham. Pengguna Bibit, Pluang, Bareksa, dan E-mas kebanyakan membuka platform tiap 2-3 kali sebulan atau sebulan sekali.
Adapun, kabar baik dalam riset ini untuk para pemain wealth-tech dan fintech yang mengakomodasi investasi, tergambar dari tingginya minat responden terkait penggunaan platform fintech untuk investasi di masa depan.
Di mana dari 1.435 responden yang berminat mencoba beberapa platform fintech dalam waktu dekat, sebesar 26,7 persen berminat untuk investasi, dan tercatat menjadi yang terbesar. Menyusul setelahnya mencoba dompet digital 20,7 persen, P2P lending klaster produktif sebesar 12,1 persen, layanan bayar tunda alias paylater 11,1 persen, dan membeli asuransi digital 10,7 persen dari total responden.