Bisnis.com, JAKARTA - PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk. memperkirakan premi dari lini bisnis asuransi perjalanan dapat meningkat signifikan pada tahun ini seiring adanya pelonggaran aktivitas mudik.
Chief Technical Officer Zurich Asuransi Indonesia Rismauli Silaban memaparkan, berdasarkan survei Balitbang Kementerian Perhubungan Indonesia pada Maret 2022, sebanyak 75 juta orang diprediksi akan melakukan mudik Lebaran tahun ini atau meningkat sekitar 170 persen dibandingkan mudik pada 2021. Bahkan terjadi pergerakan lebih dari 100.000 penumpang di Bandara Soekarno Hatta saat Maret 2022 lalu.
Survei ini sejalan dengan survei yang dilakukan Zurich pada Desember 2021 yang menunjukkan bahwa 85 persen responden berencana untuk mengadakan perjalanan dalam 6 bulan mendatang.
Berdasarkan survei tersebut dan seiring kian pulihnya mobilisasi masyarakat, Zurich pun optimistis premi asuransi perjalanan tahun ini mampu terdongkrak.
"Kalau melihat dari riset tersebut kami mengantisipasi akan besar sekali pertumbuhan asuransi perjalanan akibat dari kelonggaran atau relaksasi yang diberikan pemerintah untuk kita mudik," ujar Rismauli dalam acara 'Ngabuburit Virtual bersama Zurich', Kamis (21/4/2022).
Tak hanya itu, survei yang dilakukan Zurich juga mencatat 66 responden mengatakan akan membeli asuransi perjalanan. Menurut Rismauli, hal ini menunjukkan minat masyarakat terhadap asuransi perjalanan cukup tinggi sehingga peluang untuk meningkatkan perolehan premi dari lini asuransi perjalanan sangat besar.
Baca Juga
Dia pun mengungkapkan bahwa kontribusi dari lini bisnis asuransi perjalanan terhadap total perolehan premi Zurich pada tahun lalu sangat kecil terimbas oleh banyaknya restriksi perjalanan dan larangan mudik dari pemerintah. Ia pun berharap dengan dilonggarkan aktivitas mudik tahun ini, perolehan premi dari asuransi perjalanan setidaknya bisa mencapai 60 persen dari kondisi di masa sebelum pandemi.
"Ekspektasi kami di 2022 ini mudah-mudahan tren pandemi terus turun dan kami berharap ada pertumbuhan signifikan di 2022. Harapan kami bisa capai 60 persen dari sebelum pandemi. Tapi kalau kita ikuti survei tadi, harusnya tahun ini kami bisa alami pertumbuhan mungkin lebih dari 100 persen dibandingkan 2021," tuturnya.