Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Siap Akhiri Era Relaksasi Restrukturisasi Pinjaman, APPI: Kami Siap

Industri pembiayaan mengaku siap menyambut berakhirnya era relaksasi terkait restrukturisasi kredit, yang batasnya akan jatuh pada April 2023 mendatang.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno (kanan) didampingi Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahanan Geopolitik Pascapandemi di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno (kanan) didampingi Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahanan Geopolitik Pascapandemi di Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Sedikit berbeda, emiten pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) yang mayoritas debiturnya berasal dari kalangan menengah ke bahwa dan sektor UMKM, lebih memilih strategi memperkuat pencadangan NPF dari para debitur tersebut.

Direktur Utama Adira Finance I Dewa Made Susila menjelaskan bahwa dengan NPF Coverage di sekitar 300 persen, walaupun nominal restrukturisasi masih terbilang tinggi, tapi rasio NPF bisa bertahan dan sudah kembali ke level normal sebelum pandemi Covid-19 ke sekitar 2 persen.

"Restrukturisasi kredit kami perkembangannya cukup baik. Karena sudah menurun sampai Juni 2022, outstanding-nya tinggal Rp3,2 triliun. Sebelumnya, restrukturisasi kredit yang pernah kami bukukan pada medio 2020 sempat mencapai Rp19 triliun," ungkapnya.

Adapun, emiten pembiayaan PT BFI Finance Tbk. (BFIN) sebelumnya mencatat bahwa debitur pemohon restrukturisasi kebanyakan berasal dari pelaku industri dengan objek pembiayaan non-alat berat. Contohnya, pembiayaan mesin-mesin industri atau mobil pengangkutan.

Direktur Keuangan BFIN Sudjono menjelaskan bahwa piutang restrukturisasi kredit pihaknya saat ini hanya sebesar 4,5 persen dari total nilai piutang pembiayaan per Juni 2022 senilai Rp12,59 triliun.

Sudjono mengungkap restrukturisasi BFIN sempat mencapai puncaknya pada September 2020 dengan persentase hingga 35,5 persen dari total piutang pembiayaan.

"Sebagian besar dari sisa piutang restrukturisasi atau sebanyak 79,4 persen, sudah kembali membayar angsuran penuh. Bahkan, hanya 0,9 persen dari mereka yang masih melakukan pembayaran dengan nilai di bawah angsuran normal. Jadi kalau sudah melakukan pembayaran normal di lebih dari 12 angsuran terakhir, seharusnya sudah bisa dikeluarkan dari kategori restrukturisasi aktif," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper